Mobil Hybrid Perlahan Geser Kendaraan Konvensional di Eropa

23 Oktober 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Prius HEV (Hybrid Electric Vehicle). Foto: Toyota
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Prius HEV (Hybrid Electric Vehicle). Foto: Toyota
ADVERTISEMENT
Penjualan mobil hybrid mengalami pertumbuhan signifikan di negara Uni Eropa sebesar 32,8 persen selama September. Dan untuk pertama kalinya juga, menyalip capaian pembelian mobil bensin konvensional (Internal Combustion Engine/ICE).
ADVERTISEMENT
Reuters melaporkan, secara umum data yang dilampirkan Asosiasi Produsen Mobil Eropa alias Association des Constructeurs Européens d'Automobiles (ACEA) menunjukkan pasar otomotif di benua biru mengalami penurunan sebesar 6,1 persen secara year-on-year (YoY).
Hal itu terjadi karena pasar utama seperti Jerman, Prancis, dan Italia mengalami stagnan. Meski begitu, nyatanya ada perilaku konsumen yang menarik untuk diamati, terutama preferensi membeli kendaraan elektrifikasi baru.
Seperti yang disebutkan di awal, mobil hibrida atau Hybrid Electric Vehicle (HEV) menjadi pilihan utama beberapa bulan terakhir, karena konsumen melihat teknologi tersebut menjanjikan harga lebih terjangkau dari kombinasi ICE dan elektrik murni.
Mobil listrk Toyota bZ4X BEV. Foto: Toyota
Cerita berbeda untuk mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) yang penjualannya terlihat melambat tahun ini. Perbedaan kebijakan insentif, ditambah pengenaan tarif mobil listrik China juga menjadi penyebab.
ADVERTISEMENT
Karena performa penjualan mobil HEV itu pula, pembelian kendaraan elektrifikasi termasuk BEV dan PHEV di dalamnya turut meningkat menjadi 56,9 persen selama bulan ke-9 tahun ini. Lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 50,3 persen.
Pembelian mobil listrik murni pada September juga sebenarnya meningkat 9,8 persen YoY, tetapi untuk sepanjang tahun ini justru menunjukkan penurunan sebesar 5,8 persen. Pun dengan mobil HEV yang melonjak 12,5 persen dari Januari hingga September 2024.
Distribusi mobil ICE paling terkena dampak, tahun ini turun 17,9 persen yang membuat pangsa pasarnya menjadi 29,8 persen selama bulan September 2024 dari total market. Grup Volkswagen meningkat 0,3 persen, grup Stellantis dan Renault masing-masing turun 27,1 persen dan 1,5 persen.
Mobil listrik asal China, BYD. Foto: dok. BYD
"Angka hari ini menggambarkan bahwa kita masih jauh dari pasar EV yang berkembang pesat yang dibutuhkan Eropa," kata Direktur Jenderal ACEA, Sigrid de Vries dalam pernyataan resmi dikutip dari sumber.
ADVERTISEMENT
Sigrid bilang, berkaca dari performa yang tumbuh tidak stabil dan diragukan tersebut membuat pasar otomotif di Eropa belum ideal untuk menjalankan transisi mobilitas hijau secara sukses. Grup besar seperti Volkswagen, Stellantis, dan Renault dihadapkan masalah lemahnya permintaan dan persaingan ketat dari merek China.
Berbagai langkah ditempuh, salah satunya adalah pengenaan bea masuk dan tarif tinggi untuk mobil listrik impor China yang dijual di negara-negara Eropa. Sebagai bentuk, apa yang disebut Belgia sebagai persaingan tidak sehat oleh China.
***