Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mobil Listrik Neta X Diproduksi di Bekasi Bulan Depan
20 Juni 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 9 Juli 2024 13:35 WIB
ADVERTISEMENT
PT Neta Auto Indonesia (NAI) sudah mulai membuat satu model mobil listrik Neta V-II di Bekasi menggunakan fasilitas Handal Indonesia Motor (HIM). Bulan depan, merek asal China itu dipastikan akan menambah satu model lagi yang siap dilokalisasi.
ADVERTISEMENT
"Pada bulan Mei, kami sudah memproduksi model Neta V di Tiongkok, dan bulan Juni ini akan memproduksi secara massal di Indonesia. Pada bulan Juli akan memproduksi model Neta X," kata Vice President of Neta Auto & President of Overseas Business Department, Zhou Jiang saat bertemu delegasi pemerintah Indonesia di Beijing, China mengutip siaran resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Neta X disiapkan untuk mengisi segmen medium SUV listrik berkapasitas 5-seater di Tanah Air. Bila nantinya sudah diluncurkan, model tersebut dapat bersaing dengan Chery Omoda E5, MG ZS EV, dan BYD Atto 3.
Rencana kemunculan Neta X sebenarnya sudah mencuat saat NAI mengungkapkan rencana model baru tahun ini. Pada sebuah presentasi rencana produk, ada dua model yang sama-sama berjenis SUV.
“Kami merencanakan setiap tahun meluncurkan satu model baru. Kami akan meluncurkan Neta X yang diproduksi di Tiongkok. Model Neta X cukup laris pada bulan lalu, menembus lebih dari 30.000 unit,” tambah Zhou.
ADVERTISEMENT
Pada first half modelnya berupa small SUV, sedangkan second half adalah medium SUV. Dugaan kuat calon model pertama mengarah ke Neta X atau versi penyegaran dari Neta U yang sudah dijual di China terlebih dahulu.
Kemungkinan pabrikan akan memanfaatkan helatan otomotif GIIAS 2024 Juli mendatang. Sementara itu Brand & Marketing Director NAI, Yusuf Anshori menambahkan bagi calon konsumen yang berminat sudah dapat melakukan pemesanan dari sekarang.
Model ketiga yang juga sudah masuk dalam antrean dirakit di dalam negeri adalah Neta L, disebutkan realisasinya dilakukan pada tahun depan. SUV Crossover elektrik ini baru saja debut global di Shanghai, China awal tahun ini.
Berbicara nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri atau TKDN, Zhou bilang tahapannya sekarang sudah mencapai 40 persen untuk produk Neta V-II. Kemudian ditargetkan akan meningkat hingga 60 persen pada akhir tahun 2025.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan hasil partner kerja sama di Indonesia dengan kapasitas produksi sekitar 30.000 unit per tahun. Kami ingin terus bekerja sama dengan Indonesia, terus meningkatkan kontribusi demi pengembangan produk otomotif di Indonesia,” pungkasnya.
Menperin dorong Neta jadikan Indonesia sebagai basis produksi mobil listrik global
Dalam kesempatan yang sama, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan apresiasi kepada Hozon Energy Automobile Co., Ltd. (Hozon), induk NAI karena telah merealisasikan investasinya untuk mendukung percepatan produksi kendaraan listrik.
“Kami tentu berharap ke depan, aktivitas produksi Neta bisa lebih ditingkatkan. Apalagi strategi market dari Neta, 50 persen dari total produksi akan dijadikan barang ekspor, dan secara global perusahaan ini sudah melakukan ekspor ke 40 negara di dunia,” kata Agus.
ADVERTISEMENT
Dirinya menambahkan, pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai macam fasilitas insentif guna membangun industri otomotif berdaya saing global, yang juga bisa dimanfaatkan oleh Neta Auto sebagai salah satu pemain di Tanah Air.
“Pemerintah memiliki berbagai macam fasilitas insentif yang bisa dimanfaatkan Neta sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan hub ekspor, khususnya untuk roda kendaraan setir kanan,” jelas Agus.
Pihaknya menargetkan populasi kendaraan listrik murni (EV) di Indonesia dapat mencapai angka 600 ribu unit pada tahun 2030 mendatang. Proyeksi ini dapat tercapai, menurut Agus jika Neta merencanakan produksi 6.000 unit per tahun.
Rasio kepemilikan mobil di Indonesia, disebutnya masih rendah yakni sekitar 99 unit per 1.000 orang bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang rasionya 490 unit per 1.000 orang atau Thailand yang 275 unit per 1.000 orang.
ADVERTISEMENT
“Namun demikian, angka yang rendah itu bisa menjadi peluang, karena artinya ada ruang untuk tumbuh itu benar benar ada. Apalagi kalau dibandingkan dengan total populasi negara, sehingga Neta bisa melihat Indonesia sebagai pusat untuk ekspor,” jelas Menperin.
***