Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
24 Ramadhan 1446 HSenin, 24 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Modifikasi Mobil Kepala Dua di Bandung Habiskan Rp 60 Juta
17 Januari 2018 16:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB

ADVERTISEMENT
Mobil berkepala dua ternyata dimilki oleh seorang kepala bengkel perusahaan taksi di Bandung. Mobil tersebut merupakan hasil modifikasi dari dua mobil taksi yang disatukan. Mobil tersebut menjadi viral di media sosial setelah terkena tilang polisi di kawasan Sukajadi, Kota Bandung, Senin (15/1).
ADVERTISEMENT
Pemilik mobil, Rony Gunawan (71) menyebutkan, proses pembuatan mobil tersebut memakan waktu selama 3 bulan lebih. Jenis mobil yang disatukan adalah Toyota Vios Limo buatan tahun 2012.
"Proses pekerjaan 3 bulan setengah. Dimulai bulan Spetember, beres bulan Januari," ucap Rony saat ditemui kumparan (kumparan.com) di kantornya, Jalan Babakan Cibeureum, Kota Bandung, Rabu (17/1).
Menurutnya, biaya yang keluar untuk menyatukan dua mobil tersebut sebesar Rp 60 juta. Jumlah tersebut di luar dari harga dua mobil yang ia beli dari perusahaanya.
"Rp 60 juta untuk perakitan," ucapnya.

Ia menyebutkan, ide untuk membuat mobil tersebut berawal dari iseng. Ia melihat banyak taksi yang menganggur di perusahaan tempat ia bekerja. Dua mobil tersebut ia beli dari perusahaan taksi yang melelang sejumlah armadanya.
ADVERTISEMENT
"Ini dari taksi yang tidak jalan. Bukan tidak jalan karena rusak. Tapi karena sopirnya tidak ada pada pindah ke (taksi) online," ucapnya.
Sementara itu, salah satu mekanik yang mengerjakan modifikasi mobil tersebut, Juhana (59 tahun), mengatakan, kesulitannya dalam membuat mobil jenis itu terletak di bagian penyatuan. Ia hanya diberi waktu tiga hari untuk memikirkan bagaimana menyatukan dua kepala mobil tersebut.
"Tiga hari mikir kasih waktu. Pertama mau bikin bingung juga, karena ini bikinan manusia jadi ada motivasi feeling aja," ujar Juhana.