Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sejarah motor kustom di Indonesia bisa dibilang cukup panjang. Menurut Lulut Wahyudi, seorang penggiat motor kustom, budaya ini sudah ada di Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu.
"Waktu Belanda meninggalkan Indonesia, ada beberapa peninggalan otomotif, seperti mobil-mobil perang, ada juga motor perang buatan Amerika Serikat, Harley-Davidson WLA. Orang bilang motor bekas perang dunia kedua," cerita Lulut.
Motor peninggalan yang kemudian dipakai itu menimbulkan masalah baru, sulitnya mencari suku cadang. Tak hanya itu, postur orang Indonesia yang berbeda pun membuka kreativitas untuk mengoprek sana-sini.
"Karena kan kebanyakan orang Indonesia posturnya tidak setinggi bule, jadi penyesuaian, misal, setang dibuat lebih ke belakang dilakukan," terang Lulut.
Menurutnya, era awal lahirnya motor kustom itu terjadi di tahun 1960-an. Saat itu mulai ada tren penggantian knalpot hingga penambahan aksesori mud guard.
ADVERTISEMENT
--
Meski mulai eksis, nyatanya perkembangan dunia kustomasi dan modifikasi terhitung lambat. Sampai awal tahun 2000-an saja, meski sudah mulai dilirik dan disukai, masih sangat sulit menerapkan kustomasi secara total pada sepeda motor.
"Jadi banyak hal yang cukup susah dan sulit kala itu, terutama untuk cari material dan bahan modifikasi. Itu orang juga kadang masih pikir panjang karena masih banyak kekhawatirannya. Gimana kalau motor itu harus dipotong-potong, apakah value-nya akan berkurang, kalau dijual lagi bagaimana, kenyamanan dan safety juga jadi pertimbangan," cerita Hidayat Prio Wibowo, salah seorang pendiri Classic Retro Cycles.
Menurut Yayack --sapaan akrabnya--, bengkelnya yang berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2002, menjadi saksi kerasnya bisnis kustomasi motor. Dari puluhan bengkel yang lahir saat itu, hanya sedikit yang bertahan hingga sekarang,
ADVERTISEMENT
Hal yang tidak jauh berbeda juga disampaikan Lulut. Dia bercerita ketika pertama kali melakukan kustomasi pada 1994, banyak orang masih memandang sebelah mata motor kustom, dan tidak sedikit yang mencemooh.
"94 itu saya kustom (Honda) CB 200, begitu saya pakai pertama kali, bercandanya waktu itu, 'wah udah mirip Harley', jadi dulu kata-kata motor kustom itu enggak ada. Orang itu bilangnya 'mirip Harley' atau 'Hampir-Davidson', lebih ke bercanda bullying lah," cerita Lulut diiringi tawa.
Minimnya referensi menjadi menjadi penyebab seretnya perkembangan dunia modifikasi lokal. Sampai tahun 1990-an, baik Lulut maupun Yayack mengaku hanya mendapat referensi mengenai dunia modifikasi, dari majalah-majalah luar negeri yang membahas kustom. Itupun dalam keadaan bekas karena harga majalah baru yang cukup tinggi kala itu.
ADVERTISEMENT
Motor kustom kini
Seiring berkembangnya zaman dan kemudahan akses informasi untuk mencari referensi, dunia kustom pun bertumbuh dengan baik di Indonesia. Dalam 13 tahun terakhir misalnya, tren kustomasi dan modifikasi sepeda motor terus berevolusi dengan cepat, dan merangkul hampir semua model sepeda motor.
"Kalau lihat tren perkembangan motor kustom di Indonesia itu banyak ya, misal tahun 2005-an sampai 2008 itu ada low rider matik, 2009 mulai masuk aliran chopper, tracker, cafe racer, yang sampai sekarang jadi tren hampir 10 tahunan," ujar Pendiri Katros Garage, Andi Akbar.
Pria yang akrab disapa Atenx ini juga tidak menampik kalau perkembangan dunia kustom yang sangat cepat di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kemudahan informasi. Akses untuk mengemulasi tren motor kustom di dunia pun, sekarang semudah menggerakan jari di depan layar ponsel.
ADVERTISEMENT
“Tren yang ada di Indonesia saya pikir, sangat dinamis dan tren yang ada itu sangat ter-influence oleh hal-hal yang terjadi di dunia maupun di Indonesia saat ini. Trennya juga seperti dunia fashion, ada recycle, jadi tren era dulu tenggelam kemudian di-recycle lagi disesuaikan dengan perkembangan,” terang Lulut.
Sementara itu, mereka yang tadinya awam dan tidak memahami dunia kustom, mulai membuka diri dan menerima budaya rancang bangun sepeda motor. Industri yang tadinya 'ekslusif' untuk anak motor ini pun, mulai dilirik banyak orang dengan beragam latar belakang.
Tak cuma apresiasi di dalam negeri, motor kustom karya anak Indonesia juga disejajarkan builder asing. Sejumlah karya ikut adu cantik di Yokohama Hot Rod Custom Show lewat program Indonesian Attack dan mejeng di Petersen Automotive Museum, Los Angeles, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
---
Ikuti cerita lainnya di kumparan tentang prestasi anak muda Indonesia di motor kustom dengan follow topik Indonesia Juara Motor Kustom.