Motor Listrik Charged Dirakit di Cikupa, Lokal Kontennya Cuma 20 Persen

5 Desember 2022 16:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas perakitan motor listrik Charged Indonesia di Cikupa Mas Industrial Estate, Tangerang. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas perakitan motor listrik Charged Indonesia di Cikupa Mas Industrial Estate, Tangerang. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah memperkenalkan jajaran motor listrik dengan skema berlangganan, Charged Indonesia secara resmi mengoperasikan fasilitas produksi Giga-Shed Factory di Cikupa Mas Industrial Estate, Tangerang.
ADVERTISEMENT
Fasilitas tersebut akan digunakan untuk merakit motor listrik Charged Anoa, Charged Rimau, dan Charged Maleo. Sayangnya, motor listrik Charged mayoritas komponennya masih impor.
Factory commissioning ini menyatakan bahwa kita sudah mulai (aktivitas) tahun ini, dalam waktu 6 bulan factory kami sudah jadi dan sudah mulai produksi dari bulan lalu, dan sekarang kita ingin menunjukkan bahwa fasilitas yang kita buat dan dedikasikan untuk mengadopsi kendaraan listrik,” ujar Chief Commercial Officer Charged Indonesia, Stephanus Widi di Cikupa, Tangerang (5/12).
Dirinya menyebut, total kapasitas produksi motor listrik yang mampu dihasilkan oleh pabrik tersebut sebanyak 230 ribu unit per tahunnya.
Fasilitas perakitan motor listrik Charged Indonesia di Cikupa Mas Industrial Estate, Tangerang. Foto: Sena Pratama/kumparan
“Untuk sekarang kita tidak langsung maksimal (produksi), kita sesuaikan dengan demand yang ada di pasar. Kami akan lakukan secara bertahap, dari yang verylow produksi 20 unit motor per hari sampai dengan maksimal di mana setiap 4 menit keluar satu motor,” jelas Stephanus.
ADVERTISEMENT
Motor listrik Charged yang diproduksi lokal nantinya tidak hanya memenuhi untuk pasar domestik, tapi juga ekspor.
“Ekspor kita ke Vietnam dan Thailand, sudah dimulai (ekspornya) kemarin,” kata Stephanus lagi.
Motor listrik Charged Indonesia. Foto: Charged Indonesia
Adapun, Stephanus menyebut, tingkat kandungan lokal motor listrik yang dibuat pabriknya saat ini baru mencapai 20 persen.
“Contoh salah satunya adalah bannya sudah pakai lokal. Tentunya kami akan lakukan bertahap (kenaikan TKDN), target kami di 50 persen dalam tempo 2 tahun ke depan (2024),” tukasnya.
Selain fasilitas perakitan, pabrik seluas 16.000 meter persegi itu juga mencakup pusat riset dan pengembangan yang disebut 100 persen memanfaatkan energi terbarukan. Salah satu contohnya menggunakan panel surya sebagai sumber listriknya.
***