Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Neta Auto Dilanda Krisis Keuangan, Penjualan Anjlok dan Bubarkan Tim R&D
22 Maret 2025 4:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip Car News China, salah satu sumber menerangkan bahwa sebanyak 200 tenaga kerja sudah menandatangani surat pengunduran diri dari total 1.700 orang pekerja. Langkah ini buntut dari semakin merosotnya penjualan mobil listrik Neta.
Laporan dari China EV DataTracker, penjualan perusahaan rintisan tersebut selama Januari tahun ini anjlok 98 persen dibanding periode bulan yang sama pada 2024. Kemudian pada Februari, perusahaan hanya mampu menyalurkan kurang dari 400 unit.
Selain itu Neta Auto juga disebutkan telah memangkas upah karyawan hingga 75 persen sejak sebelum bulan Oktober 2023 lalu. Sebagian tenaga pekerja yang keluar hanya menerima gaji minimum Shanghai dan beberapa diantaranya bahkan belum dibayar.
Dampak dari krisis anak perusahaan Hozon Auto itu tidak hanya dirasakan pihak internal, melainkan sejumlah mitra distributor dan pemasok komponen mobil listrik Neta, dikatakan menuntut pelunasan pembayaran yang tertunda.
ADVERTISEMENT
Kantor pusat Neta yang berada di Shanghai dikabarkan diserbu oleh perwakilan dari para pemasok dan distributor komponen, hingga beberapa di antaranya sampai menduduki dan menginap di gedung tersebut.
Seorang sumber internal yang tak disebutkan namanya mengungkapkan salah satu faktor yang menyebabkan Neta Auto menghadapi krisis keuangan, karena CEO sebelumnya lebih condong menerapkan bisnis antar perusahaan (B2B).
Sang perintis perusahaan, Fang Yunzhou juga diberitakan telah kembali ke posisinya sebagai CEO dan mulai melakukan restrukturisasi yang berfokus pada operasional bisnis di pasar luar negeri dan keuntungan bersih dari produk-produk yang dijual.
Belum lagi, Neta Auto disebut masih dihantui utang sebesar 10 miliar yuan atau sekitar Rp 23 triliun. Ini menimbulkan kekhawatiran proses pemulihan perusahaan, meski ada kabar suntikan dana segar dari pemodal asing.
ADVERTISEMENT