Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kawasaki W175 mendapat penyegaran. Motor retro yang mendebut 2017 lalu kini tak lagi bergaya khas motor British, ya sekarang W175 disulap menjadi motor bergaya Scrambler perkotaan. Dengan ubahan tampilannya tersebut, sejumlah sektor pun mendapat ubahan.
Saya pun telah mencoba Kawasaki W175TR edisi Special Edition (SE) saat acara test ride Kawasaki Motor Indonesia (KMI) di kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan beberapa waktu lalu. Motor yang punya tampilan ala garuk tanah ini diniagakan harga mulai Rp 29,9 juta versi standar dan tipe SE dilepas Rp 32,3 juta. Harga tersebut sudah berstatus on the road Jakarta.
“Karena peminat W175 ini ternyata semakin banyak, maka kami menghadirkan W175TR yang bernuansa Scrambler untuk memberikan penyegaran kepada varian W175.” kata Michael C. Tanadhi, Head Sales & Promotion PT KMI.
Pertama-tama mari kita bahas ubahannya. Secara umum motornya tak berubah, masih mempertahankan DNA sebagai motor jadul termasuk teknologi yang diusungnya. Kalau boleh menyimpulkan, ada 10 yang perlu Anda tahu:
Secara umum, saya tak mempersalahkan tampilan anyarnya. Ya, masih konsisten mengusung gaya motor lawas. Hanya saja, karena kini tampilannya mengarah ke Street Scramber, desain tangkinya kini menyintal pun dengan posisi berkendara yang jadi lebih tegak.
Dibangun pada rangka semi-double cradle, dia mengaplikasikan telescopic fork boots, lampu depan berdesain bulat dengan multi-reflector, speedometer analog, serta pengabut bahan bakar karburator. Lalu, apakah layak dibeli?
Posisi berkendara
Seperti biasa diawali dengan posisi berkendaranya. Punya konsep Scrambler, berimbas pada berubahnya tinggi motor. Ya, saya punya postur tinggi 173 cm dengan berat badan 72 kilogram sedikit menjinjit, jika dibandingkan dengan versi Classic atau Cafe Racernya kaki bisa menapak dengan sempurna bahkan bisa menekuk. Musababnya, si retro kini punya tinggi jok 805 mm.
Untuk dimensi tubuhnya dia punya panjang 1.950 mm, lebar 805 mm, dan tinggi 1.085 mm. Sementara untuk jarak poros rodanya 1.285 mm. Suspensi depan dan belakangnya yang kini lebih tinggi 35 dan 27 mm juga membuat ground clearance-nya berubah jadi 195 mm.
Jujur, duduk di W175 terbaru ini terasa nyaman. Apalagi busa joknya juga empuk dan tebal menunjang kenyamanan ketika berkendara. Model setangnya yang kini tinggi dan lebar juga semakin membuat posisi tangan membuka namun tetap rileks.
Yang saya suka, model tangkinya kini jadi lebih kompak. Jadinya posisi paha bisa lebih rigid ketika menjepit tangki. Dibandingkan dengan model lamanya, posisi paha seakan memaksa membuka. Nah dari desain tangki baru ini, W175 juga terlihat lebih proporsional. Namun yang harus dikorbankan adalah kapasitas bahan bakarnya yang jadi 7,5 liter dari semula 13,5 liter .
Performa
Masih menggendong mesin yang sama yakni satu silinder, DOHC berkapasitas 177 cc yang menghembuskan tenaga 12,8 daya kuda (dk) pada 7500 rpm dan torsi puncak 13,2 Nm pada 6.000 rpm. Pengabut bahan bakarnya masih setia menggunakan karburator Mikuni VM24, motor ini terbilang oke untuk digunakan sebagai kendaraan harian.
Saat memutar tuas gas, motor ini punya karakter tenaga yang linear dari awal hingga menengah. Artinya tenaga mesin dijaga bukan untuk mengincar topspeed ataupun akselerasi. Nah imbasnya, konsumsi BBM bisa lebih efisien. Ya memang, tenaganya tak begitu galak jika harus dibandingkan dengan motor sekelasnya.
Tak hanya mencoba di jalan aspal, W175 juga diajak main di trek tanah. Bukan ekstrem, lebih kepada tanah datar, berpasir, dan juga berlubang. Hasilnya aplikasi ban dual purpose cukup membantu melahap jalan tanah. Sesekali saya mencoba sliding di trek tanah tersebut.
Perlu diingat, W175TR bukan dirancang sebagai motor dua alam. Pabrikan juga tidak mengklaim motor ini tangguh buat diajak main offroad atau terabasan. Sesuai konsepnya Scrambler untuk berkeliling di perkotaan. Tapi untuk melewati jalan tanah seperti tadi, motor ini masih bisa diandalkan
Handling dan suspensi
Bantingan suspensinya boleh dibilang lembut tapi tidak bouncy. Ketika melibas jalan berlubang atau polisi tidur, suspensi depan mampu meredam getaran dengan baik, begitupun dengan suspensi belakangnya.
Tinggi suspensi yang berubah ternyata tak merubah handling motor ini, getaran dan goyangan ketika menikung di aspal hitam cukup minim. Hanya saja ketika melibas speed trap dalam kecepatan tinggi suspensi belakang terasa sedikit bumpy.
Nah suspensi belakangnya ada lima fitur tingkat pengaturan kekerasan yang bisa disesuaikan dengan kondisi jalan. Secara total bobot, motor ini punya berat 121 kilogram, ketika diajak bermanuver motor ini memang lincah dan terbilang luwes.
Kesimpulan
Sebagai pionir di segmen motor berpenampilan retro Tanah Air, W175TR memang konsisten dan percaya diri mengusung model dan teknologi lawas. Ketika kompetitornya muncul dengan tampang dan teknologi retro modern, W175 sepertinya masih bisa jadi alternatif bagi Anda yang mencari tunggangan bernuansa klasik.
Punya harga yang kompetitif, motor ini bisa jadi ‘bahan’ bagi konsumen yang suka modifikasi khususnya motor kustom. Bagaimana, Anda tertarik?
Gallery foto: