Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Debut Yamaha XSR155 di Tanah Air beberapa waktu lalu menyita perhatian otomotif Indonesia. Boleh dibilang, model ini bersinggungan dengan Kawasaki W175 yang sama-sama kental aura retronya.
ADVERTISEMENT
Sudah barang tentu dengan adanya XSR155, W175 bukan lagi pemain tunggal di segmen ini, karena harus berbagi pasar dengan rivalnya itu.
Hanya saja pandangan lain diungkapkan oleh Head & Sales PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), Michael C. Tanadhi.
Dirinya menyebut jika Kawasaki W175 tak bisa disamakan dengan Yamaha XSR155. Meski sama-sama mengusung konsep motor retro, kedua pabrikan ini punya pasar yang berbeda.
“Kami melihat market-nya tren retro berkembang di Tanah Air, tapi market-nya berbeda. Market mereka (Yamaha) mungkin agak berbeda dengan kami, tapi memang ada nuansa retronya. Karena kalau XSR155 lebih ke market yang dulu pernah ada, sekarang sempat hilang kan market Vixion sedikit berkurang banyak,” kata Michael kepada kumparan di Serpong, Tangerang, Rabu (11/12).
ADVERTISEMENT
Jika menilik lebih dalam, omongan Michael ada benarnya. Diferensiasi W175 memang mengusung konsep sebagai motor jadul.
Pabrikan tetap mempertahankan teknologi konvensional seperti sistem pengabutan karburator, lampu bohlam biasa, bahkan minus indikator volume bensin pada motornya itu.
Tren ini pun berlanjut hingga varian terbarunya, W175 TR, yang tetap mengusung basis yang sama. Sedangkan XSR 155 hadir dengan sentuhan modern mulai dari sistem injeksi, panel meter digital, serta penggunaan sasis delta box.
“Kalau konsep desainnya sendiri kan memang konsep desain W Series yang stylish, simple, dan easy. Ya, itu semua kami akomodir di situ. Easy maksudnya soal maintenance istilahnya, karena lebih mudah perawatannya di karburator,” lanjutnya.
Tak cuma itu, kesan jadul coba ditanamkan pada motor ini lewat sistem kelistrikan model AC (Alternating Current), yakni cahaya lampu akan meredup ketika mesin sedang idling (langsam), dan baru terang setelah putaran mesin di atas 2.000 rpm.
ADVERTISEMENT
Michael menyebut dengan teknologi lama itu, motornya lebih menunjukkan aura retro yang otentik. Lebih lanjut, katanya dengan W175 sekaligus bisa bernostalgia tempo dulu.