Pabrik Toyota Indonesia Hijrah ke Energi Hijau

29 Juli 2022 10:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mulai memanfaatkan sumber energi hijau untuk mendukung operasional pabrik mereka. Demikian dikatakan Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto saat ditemui di Denpasar, Selasa (26/7/2022) malam.
ADVERTISEMENT
Langkah ini, lanjut Nandi merupakan bagian dari komitmen Toyota untuk menjadi manufaktur lebih efisien dan efektif dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan diharapkan memberikan kontribusi terhadap pencapaian target netral karbon 2060.
“Saat ini kira-kira mengurangi 20-30 persen dari beban listrik dari energi fossil,” imbuhnya.
Pabrik TMMIN mulai memanfaatkan energi hijau untuk memasok kebutuhan listrik. Foto: Dok. Istimewa
Seluruh pabrik Toyota Indonesia berupaya memaksimalkan efisiensi dalam penggunaan energi. Di samping itu beberapa kebutuhan energi untuk operasional pabrik juga menggunakan sumber-sumber dengan karbon rendah. “Kami melakukan inovasi dengan menggunakan peralatan yang rendah karbon, contohnya oven kami yang sebelumnya pakai solar kini menggunakan CNG,” paparnya.
Aspek sumber daya manusia menjadi penting. Mereka pun menjalankan standar operasional alat dengan penggunaan energi sebijak mungkin. “Sekecil apapun energi yang terbuang itu bisa menjadi pemborosan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Di samping menggunakan energi yang lebih rendah karbon, TMMIN pun mulai memasang grid solar panel di atap pabrik mereka. Saat ini suplai listrik dari solar panel sudah mencapai 3 MW dari target 7,4 MW. “Untuk peak konsumsi listrik kami secara total adalah 15 MW,” paparnya.
Pekerja sedang melakukan pengecekan di pabrik TMMIN. Foto: Dok. Istimewa
“Kami juga akan menggunakan pasokan listrik dari pembangkit ramah lingkungan dari PLN, namun untuk berapa persennya masih didiskusikan,” katanya. Ia berharap bahwa pada tahun 2050, seluruh kebutuhan listrik pabrik mereka sudah berbasis energi hijau.

Apresiasi

Staf Khusus Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian I Gusti Putu Suryawirawan dalam sambutannya di Seminar Nasional: 100 Tahun Industri Otomotif Indonesia Mewujudkan Net-zero Emission di Indonesia, mengatakan pembangunan industri hijau diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui efisiensi energi dan pemanfaatan energi bersih/EBT.
ADVERTISEMENT
Kementerian pun memberikan apresiasi yang berorientasi pada penggunaan energi terbarukan melalui Penghargaan Industri Hijau. Di mana aspek penilaian meliputi proses produksi (70%), Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi (20%), dan Manajemen Perusahaan (10%).
“Di tahun 2021, Penghargaan Industri Hijau diberikan kepada 137 perusahaan, dan Sertifikat Industri Hijau kepada tujuh perusahaan industri yang telah mendukung konsep green economy, green technology dan green product dengan menerapkan upaya-upaya efisiensi dalam efektivitas dalam proses produksinya,” katanya.
***