Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebab, karena dimensi yang umumnya panjang dan tinggi, tidak semua sudut bus dapat terlihat langsung oleh mata pengemudinya. Salah seorang pengemudi bus pariwisata, Fariz menyebutkan ada beberapa titik yang membuat kendaraan lain belum tentu terlihat dari pandangannya.
“Pokoknya pada setiap pojokkan kendaraan (bus), kita ini hanya terbantu dari spion saja. Apalagi kalau spionnya jenis yang biasa, itu makin susah kelihatan,” buka Fariz saat ditemui di Brebes, Jawa Tengah belum lama ini.
Apa yang dimaksudnya dengan spion jenis biasa adalah yang hanya memiliki satu mata kaca menghadap ke belakang. Sementara, terdapat jenis spion bus lainnya dengan dua atau tiga mata kaca yang memiliki arah pandang berbeda.
“Seperti yang ini, selain untuk melihat ke belakang, ada kaca lainnya yang berfungsi untuk melihat bagian depan bus, dan ada juga yang khusus untuk melihat bagian ujung depan busnya,” terang Fariz.
ADVERTISEMENT
Selain itu, titik buta lainnya terdapat pada bagian belakang. Fariz menambahkan, patokannya diambil dari samping ban belakang hingga buritan.
“Kalau samping masih keliatan, tapi titik setelah ban belakang itu yang enggak kelihatan. Apalagi pas posisi lagi menikung, itu sudah enggak kelihatan,” jelasnya.
Faktor itu juga jadi sebab mengapa kebanyakan bus punya lampu tambahan di atas rumah roda ban belakang dan sepanjang sisi bodi bus.
“Sopir itu patokannya lampu bumper belakang yang bisa nyala, itu patokan kita. Patokan bisa nyenggol apa enggak, soalnya kan bokongnya panjang. Makanya lampu bumper belakang itu harus dipasang dari karoserinya,” pungkas Fariz.
***