Pakar Safety Driving Dukung Anies Pasang Penyemprot Air di Underpass

21 Agustus 2020 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemotor berteduh di bawah jalan layang saat hujan deras. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemotor berteduh di bawah jalan layang saat hujan deras. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana akan memasang alat penyemprot air di bawah underpass hingga JPO, untuk mencegah pemotor berteduh saat hujan.
ADVERTISEMENT
"Itu yang alat semprot itu memang penting sekali. Nanti menjelang musim hujan besok. Sehingga tidak timbul kemacetan yang tidak perlu. Nampaknya lucu dan unik, tapi saya rasa itu solusi," jelas Anies dalam Rapim Progres Pembangunan Simpang Tak Sebidang, seperti dikutip Youtube Pemprov DKI Jakarta, Rabu (19/8).
Anies inspeksi restoran di Jakarta. Foto: Instagram Anies Baswedan
Pakar Safety Driving sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu menyambut positif rencana tersebut.
Menurutnya, cara tersebut bisa efektif melarang pemotor yang berteduh. Namun perlu disertai sosialisasi yang dibarengi penindakan dari anggota kepolisian.
"Boleh saja tapi diimbangi sosialisasi besar-besaran kemudian penegakan hukum untuk pemotor yang berhenti di tempat yang tidak semestinya, sehingga tahu konsekuensinya," jelasnya saat dihubungi kumparan.
Pemotor berteduh di bawah jalan layang saat hujan deras. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Jusri menjelaskan, perilaku berhenti atau menepikan kendaraan motor di underpass, kolong jembatan atau JPO ketika hujan, merupakan bukti pengguna jalan yang empatinya lemah.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, supaya lebih efektif Jusri menyarankan air yang disemprot diberi pewarna.
"Kan katanya unik, dibikin saja sekalian airnya pakai water color, jadi pas sampai rumah bikin pembelajaran perilaku yang mengindahkan empati cenderung bahaya," tambahnya.
Sejumlah pengendara motor berteduh di halte bus, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (17/12). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Mereka yang melakukannya dinilai menghiraukan aspek keselamatan dan kenyamanan orang lain, dengan menggunakan badan jalan untuk kepentingan sendiri.
Sadar atau tidak tindakan ini juga berpotensi menimbulkan gesekan bahkan pengeroyokan antar pengguna jalan, jika umpama terjadi senggolan, benturan atau luapan emosi kepada mereka yang berteduh.
"Karena punya satu tujuan yang sama parkir bergerombol, kemudian misalnya ada kendaraan yang menyenggol, mereka bisa saja berbondong-bondong menghakiminya karena tidak terima, dan ini lagi-lagi harus disikapi dengan bijak, ini suatu anomali perilaku yang salah tapi dibenarkan," katanya.
Pemotor berteduh di bawah Simpang Susun Semanggi Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Maka dari itu Jusri berpesan untuk menghindari penggunaan badan jalan sebagai tempat berteduh. Ada baiknya gunakan lokasi yang aman seperti area parkir gedung perkantoran atau mal sambil menanti hujan reda.
ADVERTISEMENT
Justru sebelum benar-benar memasuki musim penghujan seperti sekarang ini, perlu juga siapkan diri dengan menyiapkan jas hujan yang ideal, termasuk untuk pembonceng.
Pemotor berteduh di bawah jalan layang saat hujan deras. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Pakai jas hujan di kolong jembatan atau underpass juga tidak direkomendasikan

Terakhir, pria yang telah berkecimpung sebagai pakar safety driving selama 16 tahun itu, juga mengingatkan untuk tidak mengenakan jas hujan di underpass.
Beberapa pengendara motor berteduh dan menggunakan jas hujan di bawah jalan layang saat hujan deras. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ingat lagi, badan jalan bukan area yang tepat untuk berhenti apalagi menggunakan jas hujan, meski waktu pemakaian jas hujan relatif sebentar.
Rekomendasinya pakai jas hujan dari sebelum meninggalkan area parkir. Semisal hujan di tengah jalan dan belum mengenakannya, bisa langsung menepikan di tempat aman seperti tempat parkir yang tidak menggunakan badan jalan.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT