Pandemi yang Tak Pasti, Bikin Pebisnis Mobil Bekas Pesimistis di 2022

29 Januari 2022 13:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan mobil bekas di Mobil 88 Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deretan mobil bekas di Mobil 88 Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Pasar mobil bekas diprediksi hanya akan tumbuh 2 sampai 3 persen pada 2022. Pebisnis yang bergerak di sektor tersebut, OLX Indonesia menyebut, faktornya adalah pandemi COVID-19 yang belum juga usai sejak 2020.
ADVERTISEMENT
"Ini sejalan dengan pemulihan pasar dan ekonomi secara keseluruhan, serta peningkatan pasokan," ujar CEO OLX Group Indonesia, Johnny Widodo.
Proyeksi ini berkaca dari penjualan mobil bekas yang terjadi pada kuartal 3 dan kuartal 4 di 2021 lalu. Itupun didorong penjualan mobil baru yang naik karena insentif PPnBM dan meningkatnya PDB per kapita di Tanah Air.
Mobil bekas di MGK Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Ada juga faktor lain, seperti kebutuhan moda transportasi pribadi akibat situasi pandemi COVID-19 atau kebutuhan keuangan yang memaksa beberapa orang harus downgrade mobilnya dengan menjual mobil lamanya dan membeli mobil bekas yang lebih murah.
"Kendati sempat ada penurunan permintaan akibat mewabahnya Covid-19 varian Delta pada tahun lalu, namun pasar bangkit kembali pada kuartal III/2021 hingga saat ini. Kondisi yang terus membaik tersebut kami perkirakan akan berlanjut pada tahun ini, sejalan dengan perekonomian dan industri mobil baru yang juga sedang dalam tahap recovery," jelas Johnny.
Mobil bekas di WTC Mangga Dua Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Situasi pasar masih bisa berubah cepat

Hanya saja, sambung Johnny, situasi ekonomi dan pasar mobil bekas memang masih belum stabil dan sulit diprediksi, selama pandemi COVID-19 belum benar-benar hilang. Karena itu, dirinya pun mengimbau kepada para pedagang mobil bekas, untuk mewaspadai berbagai situasi pasar yang bisa berubah cepat.
ADVERTISEMENT
"Namun di sisi lain, kami juga mewaspadai perkembangan Covid-19 varian Omicron yang saat ini sedang mengalami peningkatan di Indonesia, dan mungkin saja bisa merubah arah pergerakan pemulihan yang kami prediksi berdasarkan riset kami ini," papar Johnny.
***