Pangsa Pasar Mobil Jepang Tergerus, China Naik Terus di Indonesia
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Peta persaingan pun sedikit banyak mengalami perubahan. Merek-merek yang sudah lebih dahulu eksis, harus rela berbagi pasar. Namun sayangnya, market otomotif dalam negeri tak mengembang, sehingga efeknya jadi saling membunuh buat bertahan hidup.
Bahkan tahun ini saja Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengoreksi target sampai akhir 2019, hanya sampai 1 juta unit. Di mana sepanjang Januari-Oktober pasar hanya mencapai 849.609 unit atau masih minus 11,8 persen.
Jepang tergerus
Bila mengacu pada data Gaikindo, pangsa pasar pabrikan asal Jepang mengalami penurunan. Ini terjadi sejak 2018 lalu yang hanya mencapai 97,50 persen.
Bahkan pada periode Januari-Oktober 2019 ini, penguasaan pasarnya semakin terpangkas atau menjadi 96,97 persen.
Padahal bila membuka data wholesales di 2017 lalu, geng Matahari Terbit tersebut secara absolut menguasai pasar dalam negeri sampai 98,21 persen.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya penurunan market share juga dialami oleh pabrikan dari Eropa-Amerika, India bahkan Malaysia. Sementara pabrikan asal Korea Selatan mengalami perbaikan.
Lebih lengkapnya lihat tabel berikut.
Merek China melenggang
Pasukan dari Negeri Tirai Bambu, berhasil mengalami kenaikan pangsa pasar. Iya mulai dari 0,50 persen di 2017, 1,64 persen pada 2018, dan sepanjang 2019 ini sudah di angka 2,25 persen.
Iya publik dalam negeri nampaknya sudah mau membuka diri, dan tak lagi berorientasi hanya kepada pabrikan Jepang.
“Bila kami lihat respons masyarakat yang dahulu seperti apa (negatif) saat ini kami bisa lihat pergeserannya. Kami lihat nada positif terus bertumbuh, dan jumlahnya meninggalkan komentar yang negatif, cukup jauh,” kata Dian Asmahani Brand Manager Wuling Motors Indonesia beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Sebut saja Wuling, yang penjualannya sepanjang 2019 ini bertumbuh 17,8 persen (15.784 unit). Kemudian DFSK atau Sokon, yang peningkatannya menyentuh 215,9 persen (3.105 unit).