Pelabuhan Patimban Bisa Pacu Ekspor Otomotif Hingga 30%

28 September 2017 9:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspor 1 juta unit mobil Toyota ke berbagai negara (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspor 1 juta unit mobil Toyota ke berbagai negara (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian mendorong percepatan pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Proyek strategis ini diyakini mampu menurunkan biaya dan mempermudah akses logistik bagi manufaktur-manufaktur khususnya yang berlokasi di kawasan industri Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Proyek pelabuhan yang 49% porsi sahamnya dimiliki Jepang tersebut, diprediksi akan mampu menggenjot ekspor industri otomotif. Kementerian Perindustrian memproyeksikan ekspor otomotif bisa meningkat hingga 30% dengan adanya pelabuhan Patimban.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan mayoritas produsen otomotif berada di Jawa Barat. Produksi industri otomotif di Indonesia saat ini mencapai 1,1 juta unit per tahun dengan ekspor sebesar 200 ribu unit per tahun.
“Di samping itu bisa berperan mendukung global supply chain industri otomotif nasional,” kata Airlangga seperti dikutip dari laman Kementerian Perindustrian, Kamis (28/9).
Airlangga berharap Pelabuhan Patimban dapat menurunkan beban lalu lintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan termasuk lalu lintas angkutan barang di sepanjang tol Cikampek menuju Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Ini menjadi wujud nyata pemerintah untuk menyelesaikan persoalan logistik. Karena kalau dari Jawa Barat ke Tanjung Priok, biayanya sebesar 4,9 dolar AS per kilometer (KM). Sedangkan, best practice di negara lain hanya 1 dolar AS per KM. Sehingga Pelabuhan Patimban mendorong industri lebih kompetitif,” ujarnya.
Dasar Hukum Pembangunan Pelabuhan Patimban adalah Perpres No. 3 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional dan Perpres No 47 Tahun 2016 tentang penetapan pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang sebagai proyek strategis nasional.