Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Motor yang memulai debutnya pada 1978 itu dianggap sudah tak lagi sesuai dengan regulasi standar otomotif untuk pasar Jepang.
Di sana, Yamaha SR400 dihadirkan dalam 2 tipe berbeda. Pertama ada varian regular yang dijual Rp 80 jutaan dan versi limited yang hanya diproduksi sebanyak 1.000 unit saja dan dilego Rp 101 jutaan.
Selain di Jepang, motor yang kental dengan aura retro tua itu juga eksis di pasar Eropa. Sementara di kawasan Asean, Yamaha Thailand lah yang menjualnya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Motor ini ternyata tak masuk proyeksi produk yang dijual Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Tak diketahui alasan pasti mengapa mereka tak meniagakan motor ini, tapi tentu pertimbangannya adalah produk dan minat konsumen.
ADVERTISEMENT
Menariknya, setelah Yamaha global menyatakan akan menyuntik mati SR400, ada beberapa permintaan dari konsumen di Tanah Air untuk YIMM meniagakan motor itu.
"Sampai saat ini belum ada rencana. Tapi sudah ada konsumen juga yang tanya ke saya ingin membeli. Kok baru sekarang ya menanyakan, enggak dari kemarin, giliran mau discontinue baru pada menanyakan," kata Manager Public Relation YIMM, Antonius Widiantoro kepada kumparan, belum lama ini.
Analisisnya produk ini punya peluang besar jadi motor investasi. Apalagi, SR400 memang bisa dibilang jadi salah satu jargon atau motor legendaris dari Yamaha.
Nah, kalau permintaannya sudah ada mengapa Yamaha Indonesia tak langsung saja memboyongnya ke sini. Anton mengatakan banyak faktor yang jadi pertimbangan untuk mengimpor sebuah produk.
ADVERTISEMENT
"Pertama adalah demand produknya, kuota impor, durasi waktu impor yang cukup memakan waktu dan juga yang terakhir adalah harga jual. Jadi perlu benar-benar dipertimbangkan" kata dia.
Selama 4 dekade konsisten bawa desain klasik
Jika dihitung umurnya sekarang, SR400 sudah eksis selama 43 tahun. Dari generasi pertama sampai edisi perpisahan ini desainnya konsisten tak berubah.
Lihat saja pada bagian depan, desain lampu bulat dengan pemanis chrome tanpa teknologi LED masih dipertahankan. Sementara untuk bagian belakang menggunakan model kotak dengan mika berwarna merah pekat.
Tapi untuk mengimbangi zaman dan juga regulasi soal kadar emisi, pada 2010 sistem pengabutnya berubah menjadi injeksi dari yang semula berpengabut karburator.
Salah satu bagian yang menarik adalah layout mesinnya. Yamaha memadukan dengan tampilan mesin bergaya motor British, jadi jangan heran jika motor ini memang menuai respons positif di pasar Eropa.
Bicara spesifikasinya, SR400 edisi terakhir itu tetap menggendong mesin SOHC 399 cc, 4-tak, 2-katup, 1-silinder, pendingin udara, dan pengabut injeksi.
ADVERTISEMENT
Mesin sederhana itu mampu memuntahkan tenaga maksimal 24 dk pada 6.500 rpm dan torsi puncak 28 Nm di 3.000 rpm. Output tenaga itu disalurkan lewat transmisi 5-percepatan.
Kira-kira, kapan Yamaha Indonesia menjual motor ini? Menarik buat ditunggu.