Pemerintah Indonesia Targetkan Penjualan Mobil Elektrifikasi 200 Ribu Unit

12 Februari 2024 12:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil listrik Chery Omoda E5 kuning milik Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta (5/2/2024). Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mobil listrik Chery Omoda E5 kuning milik Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta (5/2/2024). Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia berharap penjualan mobil elektrifikasi yang meliputi Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) mampu menembus 200 ribu unit hingga akhir tahun 2024.
ADVERTISEMENT
"Sekarang pasar (elektrifikasi) masih 80 ribu unit termasuk hybrid. Jadi yang terbanyak Innova Zenix hybrid, tentu kita berharap bisa meningkat ke 200 ribu unit setahun targetnya untuk seluruh EV," terang Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartato di Jakarta belum lama ini.
Deretan mobil hybrid Toyota Indonesia. Foto: dok. Istimewa
Menurut Airlangga, pasar otomotif domestik akhir-akhir ini terus kedatangan produk baru yang menawarkan berbagai macam teknologi elektrifikasi seperti hybrid atau listrik murni. Dirinya yakin, faktor tersebut mampu menggenjot penjualan mobil elektrifikasi Tanah Air.
"Ada pergantian yang beli ICE (internal combustion engine/mesin bakar internal) beli ke EV, mungkin market meningkat 1,1 juta unit. Tetapi proporsi elektrifikasi bisa 15-18 persen," imbuhnya.

Penjualan mobil elektrifikasi di Indonesia meningkat

Performa penjualan mobil jenis elektrifikasi di Indonesia kian meningkat, trennya bisa dilihat dari jejak distribusi pabrik ke diler atau wholesales selama lima tahun terakhir atau tahun 2019. Apalagi berkaca pada hasil sepanjang tahun 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), lonjakan penjualan kendaraan elektrifikasi paling menonjol adalah jenis hybrid. Sebab, mobil listrik atau BEV baru terlihat penjualannya tahun 2020.
Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Mari awali dengan angka wholesales kendaraan elektrifikasi dari tahun 2019. Untuk mobil hybrid (HEV) mencetak angka 787 unit, PHEV 25 unit, sementara belum ada pengiriman mobil listrik (BEV). Saat itu HEV market share-nya masih 0,1 persen.
Kemudian pada 2020 di mana produk elektrifikasi makin beragam, terjadi peningkatan. HEV naik menjadi 1.191 unit dengan pangsa pasar 0,2 persen, PHEV 8 unit, sedangkan BEV 125 unit.
Lanjut 2021, total distribusi HEV meningkat menjadi 2.471 unit dengan market share 0,3 persen, PHEV 46 unit, serta BEV 687 unit atau menyumbang 0,1 persen.
ADVERTISEMENT
Kenaikan signifikan terjadi pada 2022, ketika akhir 2021 banyak model eletrifikasi baru dijual ke pasaran. Mobil HEV melonjak menjadi 10.344 unit dan mencetak 1 persen market share, PHEV 10 unit, dan BEV 10.327 unit juga dengan pangsa pasar 1 persen.
Mobil listrik Wuling BinguoEV. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Puncaknya di 2023, distribusi kendaraan elektrifikasi menguat setelah keluar dari bayang-bayang krisis komponen, juga stimulus pembelian lewat insentif potongan PPN 10 persen.
Tahun lalu mobil HEV terjual 54.179 unit dengan market share 5,4 persen, PHEV 128 unit, serta BEV 17.051 unit dengan pangsa pasar 1,7 persen. Selama tahun lalu total mobil elektrifikasi yang telah terjual sebanyak 71.230 unit.
"Di saat EV 17 ribu karena ada insentif, hybrid bisa 54 ribu terjual. Ini nampaknya menjawab pertanyaan masyarakat, EV banyak peminat namun yang beli bukan first time buyer," terang Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara ditemui di Jakarta awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Kukuh, alasan pasar mobil hybrid bisa berkembang lebih cepat dikarenakan salah satu produknya telah memenuhi kriteria prefensi masyarakat Indonesia. Misalnya model konfigurasi 7-penumpang dan harga yang relatif masih terjangkau.
"EV Rp 300 juta relatif kecil, kemudian bukan 7-seater, kalau 7-seater lebih gede harganya lebih mahal. Dengan hybrid hemat BBM, 7-seater ada pilihannya, harga juga relatif terjangkau meskipun Rp 400 jutaan," terangnya.
***