Pemerintah Sebut Hidrogen Bisa Buat Indonesia Tak Lagi Impor BBM

13 Februari 2025 9:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Toyota Indonesia Motor Manufacturing (TMMIN) bersama Dirjen BTKE ESDM, Eniya Listiani Dewi meresmikan fasilitas Hydrogen Refueling Station (HRS) di Karawang, Jawa Barat (11/2/2025). Foto: dok. Toyota
zoom-in-whitePerbesar
PT Toyota Indonesia Motor Manufacturing (TMMIN) bersama Dirjen BTKE ESDM, Eniya Listiani Dewi meresmikan fasilitas Hydrogen Refueling Station (HRS) di Karawang, Jawa Barat (11/2/2025). Foto: dok. Toyota
ADVERTISEMENT
Pemerintah berkeyakinan pemanfaatan energi hidrogen untuk kendaraan dapat membantu Indonesia kurangi impor BBM. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (BTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi.
ADVERTISEMENT
"Hidrogen bisa dilahirkan atau bisa diproduksi, jadi tidak ada impor. Bisa diproduksi dari air dengan menggunakan elektrolisa atau solar cell dengan konversi menggunakan elektrolisa lalu menghasilkan hidrogen," ujar Eniya di Karawang belum lama ini.
Selain itu, bahan bakar hidrogen juga mampu berkontribusi mengurangi emisi karbon yang dihasilkan kendaraan bermotor. Sesuai dengan tujuan pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.
"Jadi dimanapun kita berada bisa menghasilkan hidrogen dan tentu saja tanpa karbon. Maka penurunan karbonnya akan banyak sekali nanti, selama ini pakai BBM yang dari fosil begitu ganti ini akan sangat bisa menurunkan emisi yang luar biasa," papar Eniya.
PLN resmikan SPBU Hidrogen pertama di Indonesia di kawasan PLTD Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Optimistis Eniya ini didasarkan pada pemanfaatan hidrogen yang sejatinya sudah lama di Indonesia. Misalnya sejumlah industri sudah menggunakan hidrogen untuk proses produksinya seperti deterjen, kaca, hingga minyak goreng.
ADVERTISEMENT
"Sekarang tidak hanya itu, hidrogen juga bisa dipakai sebagai sumber energi," pungkasnya.
Nila impor minyak Indonesia mencapai USD 12,4 miliar sepanjang tahun 2024 kemarin, sebesar 47,78 persen di antaranya difungsikan sebagai bahan bakar motor minyak ringan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).