news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemotor, Begini Posisi Riding yang Benar Saat Libas Jalanan Rusak

30 Agustus 2022 6:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara motor melewati jalan yang rusak di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara motor melewati jalan yang rusak di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Mengendarai sepeda motor ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan, bahkan ada beberapa teknik yang perlu dipahami pemotor, termasuk hal yang terlihat sepele sekalipun seperti saat melewati jalan berlubang.
ADVERTISEMENT
Ketua Bidang Road Safety & Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Victor Assani mengatakan, tidak sedikit pengendara motor yang mengabaikan teknik melewati jalan yang kurang bagus.
“Saya pikir tidak hanya lubang saja ya. Tetapi juga kontur lainnya seperti gundukan, polisi tidur dan semacamnya. Banyak yang masih salah caranya memang,” buka Victor kepada kumparan (29/8).
Teknik yang dimaksud adalah posisi pengendara yang agak mengangkat atau sedikit berdiri tepat ketika melewati jalan yang tidak rata.
Ilustrasi mengendarai sepeda motor. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
“Badan tidak tetap pada posisi di jok, tapi berusaha berdiri secukupnya dan usahakan miring ke belakang. Tentunya kurangi kecepatan saat sebelum melakukan teknik ini,” jelas Victor.
Lebih lanjut, Victor menyebut pengendara diharuskan tetap memegang erat setang atau kemudi dengan posisi lengan terbuka atau seperti mengembang, agar membantu fleksibilitas serta eratkan kaki pada tumpuan atau pijakan kendaraan.
ADVERTISEMENT
“Mudahnya, adopsi saja gaya berkendara ala off-roader yang pakai motor trail,” imbuhnya.
Victor menyebutkan, teknik tersebut bukanlah asal gerakkan saja. Melainkan untuk mereduksi efek hentakan pada kendaraan terhadap tubuh pengendara. Efek lainnya adalah membuat kendaraan jadi lebih stabil ketika melewati jalan dengan karakteristik seperti itu.
Mencoba performa Yamaha WR 155 R di trek off road Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
“Secara anatomi, efek hentakan kendaraan dengan posisi tetap duduk alias tidak diminimalisir akan berefek pada tulang belakang. Sekali dua kali memang tidak apa, tapi kalau sering kali, ini yang berbahaya,” paparnya.
Bahaya yang dimaksud yakni otot dan tulang belakang dapat mengalami trauma secara langsung, apalagi jika hentakan yang diterima cukup besar dan langsung mengenai bagian tubuh, menurutnya hal tersebut dapat membuat pengendara jatuh dan celaka.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau secara tidak langsung karena masih dalam kondisi terkendali, paling akan menjadi akumulasi ke depan terhadap kualitas dan masalah sekitar tulang belakang maupun otot,” pungkas Victor.
***