Pemudik Kembali Saat Puncak Arus Balik, Pengemudi Perhatikan Hal Ini

7 Mei 2022 6:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara kendaraan roda empat yang didominasi pemudik melintas perlahan di Jalan Tol Trans Jawa, Semarang-Solo Km 441 B, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022).  Foto: Aji Styawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara kendaraan roda empat yang didominasi pemudik melintas perlahan di Jalan Tol Trans Jawa, Semarang-Solo Km 441 B, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022). Foto: Aji Styawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Puncak arus balik mudik Lebaran 2022 diprediksikan terjadi mulai dari hari Jumat, 6 Mei kemarin sampai dengan hari Minggu, 8 Mei mendatang.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus Instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu mengingatkan kepada para pebalik (pemudik yang kembali) mengenai masalah konsentrasi mengemudi saat perjalanan kembali pada puncak arus balik.
“Turunnya konsentrasi dikarenakan sebagian besar energi yang luar biasa terpakai saat perayaan Lebaran seperti bertemu dengan banyak orang, padatnya kegiatan di kampung halaman, serta euforia Lebaran yang meriah,” ujar Jusri kepada kumparan.
Aktivitas selama perayaan Lebaran tersebut, lanjut Jusri, membuat pengemudi menjadi letih. Belum lagi faktor lainnya seperti waktu yang diperlukan untuk istirahat ideal sebelum melakukan perjalanan menjadi kurang memadai.
Kemudian faktor-faktor distraksi mental meliputi beban pikiran pengemudi yang sudah mulai terbagi seperti memikirkan urusan pekerjaan pada hari berikutnya, masalah pribadi yang harus diselesaikan pasca Lebaran, dan sebagainya dapat jadi faktor penyumbang gangguan konsentrasi selama mengemudi.
Ilustrasi mengemudi. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
“Kondisi tersebut pasti menyedot stamina yang luar biasa sehingga menyebabkan keletihan yang hebat. Berbeda jika dibandingkan dengan saat awal mudik yang saat itu dalam kondisi bugar. Tetapi lain halnya saat arus balik istilahnya posisi pebalik ini sudah berada pada weakness level,” imbuh Jusri.
ADVERTISEMENT
Maka, ia menyebut, pada situasi arus balik ini, konsentrasi sebagai nilai utama untuk kenyamanan dan keamanan serta keselamatan saat kembali pulang ke rumah itu sedikit, bisa dibilang dalam tanda kutip, mengkhawatirkan.
“Terkait dengan konsentrasi pada saat stamina kita drop, membuat kemampuan persepsi, logika, emosi, dan motorik kita menurun, artinya margin keselamatan kita dan orang lain di sekitarnya juga ikut menurun. Dengan kata lain risiko kecelakaan sangat gampang terjadi pada kelompok-kelompok pebalik ini,” kata Jusri.

Persiapkan manajemen perjalanan

Suasana di rest area Km 207 Cirebon. Foto: Dok. Tedy
Untuk itu, ketika sudah menyadari soal masalah tersebut, Jusri menyarankan bagi seseorang atau pebalik yang mengambil peran sebagai pengemudi hendaknya menyisihkan waktu lebih banyak untuk beristirahat sebelum mengemudi.
“Idealnya menyisihkan waktu paling tidak 7 hingga 8 jam untuk istirahat berkualitas yakni tidur. Sehingga kondisi mereka secara fisik bugar, kendati secara mental tidak sepenuhnya bugar karena faktor aktivitas luar biasa tadi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, pengemudi sebaiknya secara konsisten menyisihkan waktu setidaknya dua jam selama perjalanan untuk berhenti, walaupun belum dalam keadaan letih sekalipun.
“Pemudik wajib berhenti sesuai dengan tuntutan jam biologis tubuh. Untuk dua jam pertama bisa berhenti sembari melakukan stretching, tetapi dua jam berikut dan seterusnya pengemudi wajib istirahat berkualitas dengan cara tidur,” pungkas Jusri.
Tidur yang dimaksud merupakan tidur dengan durasi singkat namun berkualitas. Terkait keterbatasan waktu yang diberikan pada beberapa rest area selama mudik yakni berkisar 30 menit, Jusri membeberkan opsi metode tidur singkat yang bisa dicoba seperti nano nap atau mini nap.
“Jika tidak memungkinkan menerapkan power nap yang membutuhkan waktu paling tidak 15-30 menit, bisa coba cara tidur lainnya yakni nano nap sekitar 2-5 menit atau mini nap 5-15 menit,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Agar kualitas tidur semakin maksimal selama di tempat umum, gunakan ear plugs dan penutup mata untuk menghindari gangguan suara dan cahaya yang berasal dari sekitar kita. Selain itu, pasang alarm dan jika tidur di dalam mobil pastikan kaca terbuka sedikit.
“Dan jangan tidur lebih dari 30 menit karena itu hanya akan membuat tubuh tidak bugar dan tidak fit, yang terjadi malah disfunction pada otak yang akan mengalami bad mood, badan enggak enak, emosi tidak stabil,” sambung Jusri.
Jika sudah mengalami tanda keletihan hebat, berhenti sudah menjadi kewajiban. Melanjutkan mengemudi, kata Jusri, sama saja dengan gambling. Karena risiko kecelakaan datangnya dari faktor yang dialami pengemudi.
***