Pendekatan Multi-pathway Jadi Kunci Netralitas Karbon

29 Juni 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Corolla Cross E100 di GIIAS 2023.  Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Corolla Cross E100 di GIIAS 2023. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah hiruk-pikuk kendaraan listrik di dalam negeri, pemerintah Indonesia lewat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkolaborasi dengan Jepang mewujudkan industri otomotif menuju netralitas karbon menggunakan berbagai cara (multi-pathway).
ADVERTISEMENT
Dilansir siaran resmi Kemenperin, kerja sama bilateral itu fokus dalam bidang kendaraan elektrifikasi (xEV) dan bahan bakar carbon neutrality (CN). Jepang dinilai sebagai salah satu pemimpin industri otomotif dunia yang dijadikan sebagai mitra utama Indonesia untuk pengembangan sektor otomotif, utamanya target netralitas karbon.
“Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang telah menjadi partner strategis dalam kerja sama yang berkelanjutan dengan tujuan untuk mencapai netralitas karbon di industri otomotif,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Jumat (28/6).
Dirinya menambahkan perihal komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon. Putu bilang, negara bakal menjalankan pendekatan multiple pathways approach untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor, melalui berbagai macam pilihan teknologi elektrifikasi atau xEV (x Electric Vehicle).
PT Honda Prospect Motor (HPM) memulai rangkaian aktivitas Honda e:Technology City Tour dengan mobil elektrifikasi meliputi hybrid (HEV) dan listrik murni (BEV). Foto: HPM
Termasuk mempromosikan jenis-jenis kendaraan xEV seperti Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) atau mobil listrik serta Fuel-Cell Electric Vehicle (FCEV) atau mobil hidrogen.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga akan fokus mengembangkan bahan bakar kendaraan yang lebih ramah lingkungan, salah satunya pengembangan kendaraan flexible-fuel yang adaptif menggunakan bahan bakar nabati/BBN (biofuel) ataupun gas, serta peningkatan efisiensi bahan bakar.
Sementara itu, Plt. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP), R. Hendro Martono menjelaskan tentang tinjauan industri otomotif Indonesia serta strategi dan kebijakan pengembangan Electric Vehicle (EV) di Indonesia, yang antara lain mencakup peta jalan pengembangan EV, ekosistem EV, dan investasi untuk industri EV baru di Indonesia.
Adapun, Direktur Jenderal Sekretariat Menteri Kebijakan Perdagangan (Biro Industri Manufaktur), METI Jepang, Mr. Tanaka Kazushige turut menyampaikan bahwa saat ini telah terjalin kerja sama antara Jepang dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia dalam penurunan emisi dan penguatan ekspor otomotif.
ADVERTISEMENT
Tanaka menambahkan, untuk mencapai penurunan emisi diperlukan multi-pathways, antara lain dilakukan melalui penerapan bahan bakar bio-fuel. “Bio-fuel juga menjadi perhatian yang besar bagi Jepang, dan beberapa perusahaan di Jepang juga mempunyai teknologi ini,” terangnya.
Kerja sama kedua negara itu juga disaksikan oleh perwakilan asosiasi manufaktur otomotif Jepang. Sebagai perwakilan dari Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA), yakni Mr. Ueda Hajime dan Ms. Takako Kubo yang menyampaikan informasi mengenai inisiatif industri otomotif Jepang di Indonesia menuju netralitas karbon.
***