Pengaman Halo pada F1, Dulu Ditentang Sekarang Disayang

30 November 2020 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Evakuasi pebalap Romain Grosjean dari kecelakaan F1 GP Bahrain, Minggu (29/11). Foto: dok. instagram/f1/
zoom-in-whitePerbesar
Evakuasi pebalap Romain Grosjean dari kecelakaan F1 GP Bahrain, Minggu (29/11). Foto: dok. instagram/f1/
ADVERTISEMENT
Pebalap Romain Grosjean selamat dari kecelakaan fatal yang menimpanya dalam balapan Formula 1 GP Bahrain, Minggu (29/11). Mobilnya menabrak pembatas jalan, meledak, kemudian terbelah menjadi dua bagian.
ADVERTISEMENT
Grosjean dalam keterangannya mengatakan, bersyukur bisa selamat karena komponen keselamatan pada mobil F1 yang disebut Halo. Bagi Anda yang belum tahu, Halo berbentuk mirip sabuk sendal jepit yang berada di atas kokpit mobil F1.
Romain Grosjean beraksi di latihan bebas Grand Prix Formula 1 Jepang 2019. Foto: Reuters/Issei Kato
Penggunaan Halo merupakan syarat wajib pada semua mobil F1. Bahkan sejak 2018, Federasi Otomotif Internasional (FIA) mewajibkan seluruh kegiatan balap yang belum memiliki pelindung kepala, menggunakan Halo seperti pada Formula 2, Formula 3, dan Formula E.
Halo terbuat dari bahan titanium (yang lebih kuat dari baja) dengan berat sekitar 7 kilogram, yang dipasangkan pada rangka mobil. Produsennya bukan dari konstruktor atau tim, namun melibatkan pihak ketiga yang ditunjuk FIA.
Komponen pengaman Halo pada mobil F1. dok. givemesport

Awal mula penggunaan Halo pada F1

Sejak 2009, FIA terus memformulasikan sistem atau perangkat proteksi keselamatan kokpit mobil balap yang terbuka. Tujuannya meminimalisir atau mencegah fatalitas pebalap ketika terlibat kecelakaan, tabrakan, benda yang melayang, hingga terguling.
Pengaman Halo pada mobil F1. dok. ESPN
Sebab pada tahun yang sama, terjadi insiden kematian pebalap Formula 2 Henry Surtees, karena kepalanya langsung terbentur ban yang melayang. Seminggu berikutnya Felipe Massa mengalami cedera lantaran kepalanya terbentur spring atau per yang melayang di tengah lintasan.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada 2014, Jules Bianchi menderita cedera kepala setelah menabrak sisi kolong kendaraan evakuasi pada sisi luar lintasan. Lalu kematian pebalap IndyCar, Justin Wilson akibat serpihan yang berterbangan dari mobil lain selama balapan.
Halo pada mobil F1. dok. whichcar
Pada 2016 ditemukan Halo dan setahun berikutnya FIA berencana mewajibkan Halo. Namun karena pengujiannya terbilang mendadak, penggunaan Halo ditunda hingga 2018.
Sebelum Halo, tim balap Red Bull menggunakan proteksi kokpit F1 berupa Aeroscreen pada sesi latihan. Namun Sebastian Vettel menilai penggunaannya bisa mengganggu visibilitas.
Penggunaan Aeroscreen pada tim balap F1 Red Bull. dok. motorsport
"Aeroscreen punya banyak distorsi dan membuat pusing. Jadi kami memutuskan melepasnya," jelas Vettel seperti mengutip ESPN.

Banyak yang mengkritik Halo

Sayangnya sebelum diwajibkan pada 2018, Halo menuai pro kontra. Terlebih wujudnya dinilai bisa mengurangi estetika, mengganggu visibilitas, maupun aerodinamika jet darat itu.
Niki Lauda saat meraih penghargaan Lifetime Achievement pada Lauerus World Sports 2016 Awards Academy di Berlin, Jerman. Foto: Tobias Schwarz/AFP
Salah satunya pebalap senior Niki lauda. "Halo merusak DNA dari mobil F1. Ada solusi yang lebih baik dari Halo. Akan lebih masuk akal jika kita menemukan sesuatu yang tidak merusak tampilan mobil," katanya seperti mengutip Autosport.
ADVERTISEMENT
Termasuk Romain Grosjean yang ternyata pernah ikut mengkritik Halo sejak dikenalkan 3 tahun lalu. Juga bos Mercedes Benz Toto Wolff, yang menyebut bobot Halo bisa mengganggu pusat gravitasi dan akan memotongnya.
Romain Grosjean dalam sesi konferensi pers jelang Grand Prix Formula 1 Singapura. Foto: Reuters/Feline Lim

Tapi Halo mulai 'disayang' sekarang

Namun pasca beberapa kecelakaan hebat setelah Halo diterapkan, yang terbukti mengurangi fatalitas cedera pebalap, para pengkritik tadi berubah pikiran.
Misalnya GP Belgia musim 2018 lalu. Saat itu pebalap Renault Nico Hulkenberg menabrak bagian belakang mobil Fernando Alonso.
Akibatnya mobil pebalap McLaren tersebut melayang di atas pebalap Sauber, Charles Leclerc. Terlihat mobil Alonso begitu dekat di atas Leclerc.
Mobil F1 yang melayang. dok. John Thys/AFP/Getty Images via The Guardian
Tentunya apabila tidak ada Halo bisa langsung mengenai kepala Leclerc. Berikutnya insiden Nico Hulkenberg yang terguling pada F1 GP Abu Dhabi, berkat Halo mobil tertopang dengan baik dan si pebalap selamat.
ADVERTISEMENT
"Ya saya berubah pikiran. Saya tetap tidak suka dengan estetikanya dan semoga kita bisa menemukan solusi lagi di masa depan supaya tampilannya lebih baik," ujar Wolff seperti diberitakan Givemesport.
Mobil F1 yang melayang. dok. givemesport
Begitu pun dengan Grosjean. Dalam unggahan pada Instagram, dirinya mengungkapkan kondisi terkini setelah mendapatkan perawatan intensif.
"Terima kasih banyak atas semua pesan untuk saya. Saya sempat tidak percaya dengan pengamanan Halo beberapa tahun lalu, tapi kini saya pikir itu adalah hal terhebat yang pernah ada di F1. Dan tanpanya saya tidak bisa berbicara dengan kalian saat ini," jelas Grosjean.
ADVERTISEMENT