Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Instruktur senior sekaligus founder dari Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu mengatakan petugas dalam hal ini Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres ) punya kewenangan untuk melakukan tindakan tegas hingga penembakan kepada para pengancam petinggi negara.
ADVERTISEMENT
Jusri menyoroti kasus pengendara mobil MINI Paceman dengan nomor polisi B 1536 SJN yang berusaha masuk rangkaian perjalanan dinas Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Exit Tol Semanggi, Jalan Gatot, Subroto, Jakarta Selatan pada Minggu (16/5). Disengaja atau tidak, menurutnya kejadian sudah mengancam keselamatan RI 2.
"Yang jelas jika ini adalah rombongan wakil kepala negara dan ini lambang negara, berarti bukan cuma perdata saja namun juga pidana karena ini membahayakan. Seharusnya bisa saja dilumpuhkan, di luar negeri pengemudi seperti ini sudah habis," kata Jusri kepada kumparan, Minggu (16/5).
Aturan soal melumpuhkan para pengancam juga pernah dijelaskan oleh Asisten Intelijen Komandan Paspampres, Letkol Inf Wisnu Herlambang. Ia berkomentar saat ramai kasus pengendara motor memasuki kawasan Ring 1 beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Aturan penindakan semacam itu terancam dalam buku Petunjuk Teknis Pam Instalasi VVIP yang disahkan oleh Keputusan Panglima TNI tahun 2018 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 59 Tahun 2013 tentang Pam VVIP.
Dalam keadaan tersebut, petugas tak tahu niat pengendara menerobos untuk apa. Namun yang jelas tindakan tegas hingga melumpuhkan adalah bentuk kewaspadaan para penjaga VVIP.
Punya mobil mahal belum tentu sadar hukum
Jusri kembali menjelaskan, bahwa pengendara di Indonesia belum sadar betul soal peraturan dan undang-undang ketika berkendara di jalan raya. Dari kasus ini ia juga mengatakan pemilik mobil bagus belum tentu memiliki etika berkendara yang bagus juga.
"Ini adalah indikator lemahnya kepedulian terhadap aturan berlalu lintas di Indonesia. Biasanya orang di bawah jika melanggar akan dibilang rendah edukasi, tapi nyatanya pelanggaran seperti ini banyak dilakukan oleh pengendara yang edukasinya tinggi, bisa dilihat dari jenis mobilnya," katanya.
Ia juga mengatakan beruntungnya Paspampres masih tinggi akan nilai humanis. Ia berharap dari kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi para pengendara yang lain untuk memberikan bisa memberikan ruang bagi para kendaran prioritas, tak cuma lembaga negara namun juga kendaraan penting lain.
ADVERTISEMENT
"Saya ingatkan lagi, di luar negeri seperti Amerika Serikat bisa dilumpuhkan. Di sana dilumpuhkan dengan berbagai cara bisa ditembak, ditabrak, dan jika masih melawan ditembak orangnya. Beruntung para petugas kita toleransinya tinggi dan masih humanis," jelasnya.