Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo melontarkan opsi perluasan aturan ganjil genap , untuk mengendalikan transportasi atau mobilitas menggunakan kendaraan. Artinya ada wacana aturan tersebut diberlakukan 24 jam dan di seluruh ruas jalan ibu kota.
ADVERTISEMENT
Jadi penerapannya tidak diberlakukan pada jam tertentu pagi atau sore hari, melainkan sepanjang hari. Opsi lainnya, aturan ganjil genap juga menyasar seluruh kendaraan bermotor, termasuk sepeda motor .
Syafrin menilai, aturan tersebut merupakan upaya Pemprov DKI mengendalikan pergerakan orang, sehingga bagi yang tidak memiliki kepentingan diharapkan tetap di rumah.
"Jadi kenapa ini bisa diterapkan, karena gage menjadi instrumen kebijakan yang kewenangannya bisa dilaksanakan pemprov DKI," jelasnya beberapa waktu lalu.
Respons Pengamat Transportasi soal ganjil genap untuk sepeda motor
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mendukung opsi perluasan aturan ganjil genap tersebut. Menurutnya, cara itu ampuh untuk menekan kepadatan lalu lintas sekaligus pengendalian pergerakan selama pandemi COVID-19.
"Ya kalau memang seperti itu bagus sekali, kan 70 persen pengguna jalan di DKI Jakarta adalah sepeda motor, dalam sehari pergerakan masyarakat (Jabodetabek) bisa mencapai 88 juta pergerakan, intinya untuk sepeda motor enggak apa-apa, kalau berani lho ya," terangnya saat dihubungi kumparan, Minggu (9/8).
"Tapi jangan ada pengecualian, misal ojol itu enggak kena, enggak boleh, harus semua. Kalau ada pengecualian jadi masalah nanti," sambung Djoko.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, supaya benar-benar bisa direalisasi juga bertujuan menekan penggunaan kendaraan pribadi, Pemda DKI Jakarta maupun Bodetabek juga harus menyediakan transportasi umum yang mencukupi. Pasalnya selama pandemi, okupansi transportasi umum dibatasi, tidak bisa sampai 100 persen.
Kapasitas KRL Commuterline yang dibatasi maksimal 35 sampai 45 persen, mengakibatkan penumpukan penumpang di stasiun, karena satu kereta hanya boleh diisi maksimal 74 penumpang.
Ini berarti angkutan umum mesti diperbanyak baik jumlah armada maupun rutenya untuk memenuhi ketentuan physical distancing. Misalnya bus, sehingga ada peralihan penggunaan moda transportasi.
"Busnya juga harus ada jaminan kesehatan juga, seperti JR Connexion yang masuk ke berbagai perumahan itu harus dipercepat. Jadi orang yang susah naik KRL karena dibatasi, ya sudah busnya sekarang diperbanyak," tambah Djoko.
Jam berlaku ganjil genap tidak perlu 24 jam
Djoko kemudian menimbang pemberlakuan opsi aturan ganjil genap 24 jam. Sebenarnya tak perlu sepanjang hari, ujarnya lebih baik jam berlakunya diperpanjang tidak sampai 24 jam, karena khususnya malam hari tidak terjadi kepadatan lalu lintas.
ADVERTISEMENT
Misalnya mereplikasi atau mengembangkan pembatasan lalu lintas seperti saat Asian Games pertengahan 2018 lalu, beberapa ruas jalan terkena perluasan ganjil genap dari pukul 06.00 sampai 21.00 WIB.
"Itu efektif juga sebenarnya, ditambah (pemberlakuan untuk) sepeda motor, kalau berani ya enggak apa-apa," tuntas Djoko.