Pengetatan Kredit Bikin Penjualan Mobil Baru Melemah di Awal Tahun

27 Februari 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GIIAS 2023 resmi dibuka, di ICE BSD, Tangerang, Kamis (10/8/2023). Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
GIIAS 2023 resmi dibuka, di ICE BSD, Tangerang, Kamis (10/8/2023). Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menjelaskan, pengetatan syarat kredit berimbas pada melemahnya penjualan mobil secara nasional awal tahun 2024 ini.
ADVERTISEMENT
"Penjualan mobil di Indonesia 80 persen itu sistemnya kredit, jadi memang agak menyulitkan begitu diperketat syaratnya," buka Kukuh dihubungi kumparan, Senin (26/2/2024).
Lebih lanjut, adanya syarat kredit yang diperketat sebenarnya sudah terjadi sejak bulan September sampai Oktober tahun 2023 lalu. Musababnya, penurunan suku bunga di Amerika Serikat yang menyebabkan keluarnya aliran mata uang dolar AS.
"Pada tahun lalu juga ekonomi agak berat dan melambat, juga ada indikasi dari perbankan soal non-performing loan atau NPL. Sehingga mereka memperketat kredit mobil," imbuh Kukuh.
Pengunjung mengamati mobil yang dipamerkan pada pameran Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (20/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Belum sampai di situ, Kukuh juga bilang bahwa jelang akhir tahun 2023, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mengeluarkan aturan POJK No. 12 yang ditujukan untuk melindungi konsumen yang menggunakan sistem kredit.
ADVERTISEMENT
"Aturan itu sebenarnya untuk melindungi konsumen, bahwa penagihan kredit macet itu terutama mobil tidak boleh dilakukan lebih dari jam 8 malam. Itu salah satunya," paparnya.
"Kemudian juga tidak boleh saat waktu libur atau akhir pekan, kemudian jika ingin menarik unit kendaraan karena kredit macet tidak boleh di tempat umum. Harus di garasi," jelas Kukuh.
Meski sudah sempat diklarifikasi oleh OJK sendiri, diakuinya efek dari pemberlakuan kebijakan tersebut turut mempengaruhi penjualan kendaraan sepanjang bulan Januari lalu.
"Kita juga sudah pernah sampaikan dalam forum untuk hati-hati, kami sangat paham tujuannya melindungi konsumen, tetapi kalau konsumennya nakal kan tidak perlu dilindungi. Perlu sekali kebijakan yang terukur," ujar Kukuh.
Deretan mobil Suzuki di pameran otomotif IIMS Hybrid 2022. Foto: Sena Pratama/kumparan
Asosiasi berharap, pertumbuhan penjualan kendaraan di Tanah Air bisa kembali meningkat secepatnya. Gaikindo sendiri telah memprediksi target penjualan kendaraan baru untuk tahun ini sebanyak 1,1 juta unit.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan tidak (lama), bila melihat hasil awal seperti ini dan sisi lain seperti kebijakan pemerintah mengenai PPnBM untuk mobil listrik. Itu mudah-mudahan bisa berdampak positif, apalagi sebentar lagi mau puasa dan lebaran," tukasnya.
Faktor lainnya, pasar akan dihadapkan dengan bulan puasa dan masa libur lebaran awal Maret nanti. Kukuh meyakini, periode tersebut dapat dijadikan sebagai momentum untuk menggenjot penjualan kendaraan baru.
"Itu momen untuk meningkatkan penjualan, paling tidak pada masa itu, ya. Semoga saja tidak ada halangan atau gangguan apa pun, pemilu juga sudah selesai dan tidak ada tensi. Juga IHSG naik indikatornya," terangnya.

Penjualan kendaraan baru awal tahun lesu

Booth Isuzu di GIIAS 2022. Foto: dok. Isuzu Astra Motor
Penjualan mobil pada awal 2024 mengalami penurunan bila dibandingkan bulan sebelumnya (month to month) dan juga secara year on year, dikutip data Gaikindo.
ADVERTISEMENT
Pada Januari 2024, wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) sebanyak 69.619 unit. Pada Desember 2023, asosiasi merekam ada 85.284 unit yang terkirim atau terjadi penurunan 18,3 persen.
Selanjutnya bila dibandingkan dengan Januari 2023, kala itu wholesales kendaraan roda empat dan lebih, bisa sebanyak 94.270 unit, atau anjlok sekitar 26,1 persen.
***