Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun ada catatan, mengendarai motor matik tidak bisa sembarangan, supaya motor kamu bisa berumur panjang dan tak cepat rusak.
Karena ada beragam kesalahan yang kerap jadi kebiasaan pengguna motor matik. Nah berikut kumparanOTO rangkum 7 kebiasaan yang bisa bikin motor matik cepat rusak.
1. Tidak tunggu indikator MIL mati
Sebagian besar motor yang diniagakan di Indonesia sudah menggunakan pengabut injeksi, pabrikan pasti menyertakan indikator MIL (Malfunction Indicator Lamp) pada panel instrumen.
Tapi biasanya pemilik langsung menghidupkan motor ketika kunci kontak diputar ke posisi ON. Agar tidak mengalami masalah, menurut Senior Technical Advisor Yamaha Indonesia Manufacturing (YIMM), Slamet Kasianom sebaiknya menunggu beberapa detik setelah indikator MIL.
"Dan kemudian pastikan tidak ada lampu indikator yang menyala. Jika ada yang menyala segera ke bengkel untuk diperiksa lebih lanjut," kata Slamet, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
2. Menahan gas ketika macet
Siapa yang masih melakukan ini? Agar motor kamu awet segera tinggalkan kebiasan tersebut, ya.
Kebiasaan salah ini, menurut Slamet bisa merusak komponen kampas kopling. Ciri-cirinya motor menjadi getar dan ketika akselerasi awal tarikan menjadi lebih berat.
Jika kampas kopling motor matik kamu rusak, siap-siap keluarkan uang Rp 500 ribuan.
3. Tanpa sadar menekan tuas rem
Perilaku yang satu ini paling sering dilakukan. Ya, ketika sepeda motor melaju posisi jari masih menempel pada handle rem, tanpa disadari jari menekan secara terus menerus tuas rem tersebut.
Selain lampu rem cepat putus, komponen kampas rem juga akan cepat aus sebelum waktunya.
4. Malas ganti oli CVT
Pengguna motor matik cenderung fokus hanya mengganti pelumas mesin saja. Padahal dijelaskan Slamet, kualitas oli gardan atau transmisi juga sangat penting menjaga komponen dalam CVT.
ADVERTISEMENT
"Untuk anjuran pabrikan biasanya ganti oli gardan setiap 4 kali pergantian oli mesin, itu maksimal. Tapi kalau mau lebih bagus bisa 2 kali penggantian oli diikuti ganti oli gardan," jelasnya.
5. Putar gas dalam-dalam di awal
Hal ini sering ditemukan ketika pengendara berhenti di lampu lalu lintas. Saat lampu berpindah ke hijau, pengendara matik langsung tancap gas dalam-dalam.
Kebiasaan ini bisa memicu kerusakan pada komponen v-belt, roller, dan pastinya konsumsi BBM akan boros.
6. Malas bersihkan komponen CVT
Kebiasan malas untuk membersihkan atau sekadar mengecek komponen CVT bisa berakibat fatal untuk motor matik. Seperti diketahui, motor jenis ini digerakkan oleh V-Belt dan Pulley, serta masih banyak ada banyak lagi komponen di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Menjaga performa CVT perlu dilakukan agar gejala gredek saat akselerasi awal tak terjadi. Selain itu komponen kampas kopling juga akan tetap baik, nah jika bermasalah akan menimbulkan bunyi bising seperti decitan atau gesekan besi.
7. Mematikan mesin dengan standar samping
Dan terakhir adalah kebiasaan buruk mematikan mesin menggunakan standar samping. Perlu diketahui, Fitur side stand switch adalah fitur keamanan untuk mencegah motor menyala ketika standar samping masih turun.
Ketika standar samping ditegakkan, mesin memang akan mati, tetapi instrumen lain seperti lampu depan belakang, speedometer tidak langsung mati.
Nah, instrumen tadi butuh daya pada komponen aki. Ya, memang efeknya tidak langsung, namun jika sering dilakukan dipastikan umur dari aki tak akan bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, sudah tahu kan bagaimana cara menggunakan motor matik yang baik dan benar?
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini