Penjualan Mobil 2024 Tembus 865 Ribu Unit, Turun 13,9 Persen Dibanding 2023

10 Januari 2025 14:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembelian mobil baru. Foto: dok. Auto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembelian mobil baru. Foto: dok. Auto
ADVERTISEMENT
Penjualan mobil di Indonesia pada 2024 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) mencapai 865.723 unit, sedikit melampaui target awal sebanyak 850 ribu unit.
ADVERTISEMENT
Masih berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel langsung ke konsumen tercatat 889.680 unit pada 2024.
Meski demikian, wholesales mengalami penurunan 13,9 persen dibandingkan capaian 2023 sebanyak 1.005.802 unit, sementara penjualan ritel turun 10,9 persen dari 998.059 unit pada tahun sebelumnya.
Pengunjung melihat interior mobil Toyota Yaris GR Sport di Cabang Auto2000 Tebet Saharjo, Jakarta, Rabu (7/12). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Pada Desember 2024, terdapat pertumbuhan positif dibandingkan bulan sebelumnya, baik dari sisi distribusi ke diler maupun penjualan ritel.
Wholesales Desember mencapai 79.806 unit, naik 6,6 persen dari November 2024 sebanyak 74.853 unit, sedangkan penjualan ritel mencapai 82.094 unit, meningkat 7,4 persen dari 76.473 unit pada bulan sebelumnya.
Namun, dibandingkan secara tahunan (year-on-year), Desember 2023 mencatat hasil yang lebih baik dengan wholesales sebesar 85.284 unit dan penjualan ritel 89.586 unit.
ADVERTISEMENT
Pada gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Semarang 2024 Wuling perkenalkan Air EV Long Range. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Penurunan pasar otomotif ini sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya akibat beberapa faktor. Gaikindo bahkan merevisi target tahunan, yang semula dipatok hingga 1 juta unit, menjadi 850 ribu unit.
Menurut Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, salah satu penyebab utama penurunan adalah ketidakpastian akibat agenda politik yang panjang, seperti Pemilu.
“Orang takut beli mobil kalau situasinya belum stabil. Namun, setelah Pemilu, biasanya keadaan membaik,” jelas Yohannes.
Toyota Veloz bersama Yaris Cross Hybrid si tokoh utama perjalanan Jakarta-Palembang kali ini. Foto: Sena Pratama/kumparan
Faktor lain adalah kenaikan suku bunga pada awal 2024, yang membuat perusahaan leasing dan bank lebih ketat dalam memberikan pembiayaan. Selain itu, daya beli masyarakat melemah akibat tekanan ekonomi.
Di 2025, pasar otomotif menghadapi tantangan baru, termasuk pemberlakuan opsen pajak kendaraan dan kenaikan PPN menjadi 12 persen, yang dapat memengaruhi harga jual kendaraan baru di beberapa daerah.
ADVERTISEMENT
“Jika opsen pajak dan PPN 12 persen diberlakukan, penjualan kendaraan bisa mendekati atau sama dengan kondisi saat pandemi, sekitar 500 ribu unit,” ujar Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara.