Penjualan Mobil Hybrid Bagus, Tapi Belum Cukup untuk Bangun Ekosistem

26 September 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad meresmikan kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad meresmikan kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (24/9/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto kembali menegaskan tidak memberikan insentif kepada mobil hybrid.
ADVERTISEMENT
Menurutnya penjualan mobil hybrid mengalami pertumbuhan positif. Mengacu data Gaikindo, mobil jenis ini telah terjual 25 ribu unit pada semester pertama 2024.
"Selama ini tanpa insentif juga penjualannya cukup baik. Dipastikan penjualan (tanpa insentif) naik," katanya di acara kumparan Green Initiative Conference 2024 di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (24/9).
Meski demikian, Wakil Presiden PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam berpendapat lain. Ia menilai bahwa pasar mobil hybrid belum cukup untuk menciptakan ekosistem, khususnya guna menunjang kedalaman industri dalam negeri.
“Tapi belum cukup jadi basis produksi. Masih tertinggal dibanding Thailand yang hybrid populasinya sudah 20 persen lebih atau 100 ribu, Indonesia tidak ada separuhnya,” kata Bob kepada kumparan, Rabu (25/9).
ADVERTISEMENT
“Hybrid bagus (penjualannya) tapi belum cukup untuk bangun ekosistem. Seperti pengujian battery, recycle, secondary battery, PCU dan motor serta transaxle,” tegasnya.
Bob bilang, Thailand sudah lebih dari 10 tahun mengembangkan insentif untuk mobil hybrid. Bahkan, ekosistem mereka relatif lebih baik.
“Contoh mereka sudah ada pasar secondary untuk battery. Saat ini bukan hanya Toyota yang punya hybrid, tapi hampir semua merek sudah memiliki hybrid model,” pungkasnya.
SVPTechnology & Innovation Pertamina, Oki Muraza melakukan pengisian secara simbolis bahan bakar Bioethanol pada acara Pengisian Perdana Bioethanol Sorgum Pertamina & Toyota yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang pada Rabu (24/7/2024). Foto: Pertamina

Hybrid biofuel

Bob pun menyinggung soal teknologi mobil hybrid yang tak cuma memangkas konsumsi BBM tapi juga bisa memanfaatkan bahan bakar alternatif. Di mana Toyota juga mengembangkan flexy fuel vehicle (FFV) berbasis Innova Zenix Hybrid yang bisa dioptimasi pada fase transisi energi untuk mencapai netralitas karbon.
ADVERTISEMENT
“Padahal hybrid bisa di-combine dengan etanol dan khusus untuk low segmen juga butuh support pemerintah,” ujarnya.
Berdasarkan studi internal Toyota, tingkat emisi CO2 “Well to Wheel” Kijang Innova Zenix HEV (Hybrid Electric Vehicle) Flexy Fuel Concept 60 persen lebih rendah dibanding Kijang Innova Zenix ICE (Internal Combustion Engine) dan lebih dari 50 persen dibanding Kijang Innova Zenix HEV.
Ilustrasi mobil hybrid. Foto: Fitra Andrianto/kumparan