Pentingnya Mengurangi Tekanan Ban Saat Musim Hujan

10 Februari 2018 16:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengukur tekanan ban (Foto: dok. Anglocelt)
zoom-in-whitePerbesar
Mengukur tekanan ban (Foto: dok. Anglocelt)
ADVERTISEMENT
Sebagai pengendara, sudah wajib hukumnya memeriksa seluruh komponen yang ada pada kendaraan sebelum digunakan, apalagi saat musim hujan seperti sekarang.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah kondisi tekanan angin pada ban kendaraan.
Sebagai salah satu komponen yang cukup vital, kondisi ban kendaraan harus mendapat perhatian ekstra di musim hujan. Hal ini penting, namun kerap kali disepelekan oleh para pengendara.
Menanggapi hal tersebut, pendiri sekaligus instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). Jusri Pulubuhu mengatakan jika tekanan angin pada ban harus sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar.
“Tekanan angin pada ban harus disesuaikan dengan kondisi permukaan jalan. Contohnya tekanan angin ban pada saat musim kemarau itu beda dengan tekanan angin pada musim hujan,” ujarnya ketika dihubungi kumparanOTO, Sabtu (10/2).
Menurut dia, pada saat musim hujan, tekanan udara dalam ban harus dilakukan penyesuaian meski tidak boleh berlebihan juga.
ADVERTISEMENT
“Pada musim hujan, tekanan udara itu harus dikurangi. Contohnya pada mobil kalau standarnya 32 Psi (pound per square inch) itu dikurangi paling tidak 2-4 Psi, jadi tekanan udaranya (sekitar) 28 Psi,” jelasnya.
Velg ban mobil Mazda. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Velg ban mobil Mazda. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Menurut Jusri, mengurangi tekanan udara pada ban diyakini mampu memberikan traksi yang lebih saat musim hujan. Hal tersebut disebabkan, karena pada saat musim hujan dan lintasan basah, maka hal tersebut dapat membuat tarikan roda ke permukaan jalan berkurang.
Jusri juga menambahkan penyesuaian yang ekstrem pada ban kendaraan malah bisa berakibat buruk.
“Kalau menguranginya terlalu signifikan, itu malah bisa bahaya lho. Misalnya harusnya 32 Psi, lalu diturunkan jadi 20 Psi. Itu problem, bisa bikin ban pecah,” terang Jusri.
Menurutnya, jika tekanan pada ban terlalu rendah, nantinya dapat berakibat pada fleksibilitas secara berlebih pada bagian dinding samping ban, sehingga temperatur ban akan menjadi sangat panas.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, panas yang berlebih itu bisa diyakini dapat merusak tapak ban, yang membuat ban bisa pecah secara tiba-tiba. Hal ini sangat berbahaya menurut dia. Dikhawatirkan hal ini terjadi pada saat pengendara melaju dengan kecepatan yang tinggi.
Jusri mengimbau kepada seluruh pengendara, baik itu roda dua atau roda empat agar selalu aware terhadap kondisi ban. Ia berpesan agar selalu memerhatikan umur ban, kelenturan, tekanan, dan fleksibilitasnya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.