news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penumpang Motor Wajib Tahu, Ini Posisi Duduk yang Aman

12 Juni 2022 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Posisi berboncengan Suzuki GSX150 Bandit Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Posisi berboncengan Suzuki GSX150 Bandit Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Sepeda motor umumnya dirancang dapat membawa satu penumpang di belakangnya. Namun ada hal yang perlu diperhatikan oleh penumpang agar posisi duduknya tetap aman selama berkendara.
ADVERTISEMENT
Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan hal yang perlu diperhatikan adalah posisi atau cara duduk. Sebaiknya hindari posisi duduk menyamping.
“Posisi duduk yang benar harus menjaga jarak 10 cm dengan pengendara yang ada di depannya, tujuannya agar memberi ruang ketika, seandainya pengendara melakukan rem mendadak, tubuh penumpang tidak langsung bertabrakan yang menyebabkan posisi duduk pengendara berubah,” jelasnya kepada kumparan.
Kemudian, Sony melanjutkan, penumpang sebaiknya tidak melakukan kontak fisik seperti memegang bahu, pinggan, atau merangkul yang dapat mengganggu aktivitas mengemudi si pengendara.
Ilustrasi berboncengan. Foto: autoevolution
“Sebetulnya bukan dilarang, tetapi agar lebih aman sebaiknya tidak seperti itu. Kecuali, jika jaket pengemudi memiliki tempat khusus di jaketnya sebagai pegangan tangan penumpang di belakang,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, posisi yang tepat adalah dengan menempatkan kedua tangan di atas paha, kemudian menjepit pinggul atau paha si pengendara. Cara ini bertujuan agar penumpang dapat mengikuti irama pengendara.
“Pada saat dibonceng, penumpang harus bisa mendukung si pengemudi, artinya ‘ngikut’ ketika motor sedang berbelok atau pengemudi sedang bermanuver,” jelas Sony.
Penumpang juga kerap menaruh kedua tangan pada behel yang berada di belakang motor. Menurut Sony, dengan berpegangan pada behel tersebut membuat distribusi bobotnya sebagian pindah ke belakang.
“Pegangan motor itu kan hanya untuk memindahkan motor ya fungsinya. Kalau dijadikan sebagai pegangan, nanti mempengaruhi distribusi bobot yang berpindah ke belakang, tentunya akan mempengaruhi keseimbangan,” imbuhnya.
Ia menambahkan, aspek bobot juga perlu diperhatikan jangan sampai jadi over dimensi. Sepeda motor kota atau motor skutik kecil umumnya hanya dapat menanggung beban maksimal antara 120 hingga 140 kilogram.
ADVERTISEMENT
“Motor itu hanya diciptakan untuk dua orang, berarti kalau dibagi berat maksimal dua penumpang itu 70:70 (kg) di luar berat motor. Untuk barang bawaan perhatikan agar tidak melebihi lebar setang dan tidak boleh lebih tinggi dari bahu pengendara,” tutur Sony.
***