Periklindo Tolak Insentif Mobil Hybrid, Toyota: Harus Libatkan Semua Teknologi

9 September 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil-mobil hybrid Toyota Foto: dok. TAM
zoom-in-whitePerbesar
Mobil-mobil hybrid Toyota Foto: dok. TAM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Toyota-Astra Motor (TAM) menanggapi santai soal pernyataan Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) yang secara tegas menolak atau mendukung nihilnya segala bentuk kebijakan insentif mobil hybrid.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Periklindo, Tenggono Chuandra Phoa menganggap, mobil hybrid bukan kendaraan ramah lingkungan karena alasan masih menggunakan bahan bakar minyak. Berbeda dengan mobil listrik murni atau BEV.
"Kami tidak mendukung hybrid, hybrid masih (pakai) bahan bakar fosil. Fosil didukung dengan subsidi pemerintah, kalau tambah (subsidi) baterai (hybrid) lagi saya kira malah tidak cocok, ya. Maaf kami tidak mendukung hybrid," kata Tenggono di Jakarta belum lama ini.
Adapun, Direktur Pemasaran PT TAM, Anton Jimmi Suwandy menilai, sebagai produsen pihaknya mendukung segala bentuk teknologi elektrifikasi di Indonesia. Sebab, tujuan utamanya adalah menurunkan kadar emisi karbon.
Rancang bangun Toyota Prius hybrid terbaru. Foto: dok. Toyota Motor Corporation
"Toyota tidak menolak teknologi apa pun, ya. Kita tidak againts mobil listrik atau BEV, justru kami mempromosikan semua teknologi di dunia untuk mengurangi emisi. Juga untuk meningkatkan industri otomotif nasional," kata Anton ditemui di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Anton menambahkan, mengurangi emisi guna mencapai target karbon netral di Indonesia harus merangkul semua teknologi yang berorientasi ramah lingkungan. Ini ada kaitannya dengan ketersediaan infrastuktur yang berbeda-beda di wilayah tertentu.
"Kita tidak bisa membayangkan BEV 100 persen di Indonesia, tidak mungkin. Harus ada kombinasi BEV, hybrid (HEV), plug-in hybrid (PHEV), dan terakhir flexy fuel. Jadi dengan adanya semua teknologi ini, emisi berkurang dan industri berkembang," pungkasnya.

Periklindo lebih pilih mobil hidrogen ketimbang hybrid

Mobil hidrogen Toyota Mirai cetak Guinness World Record tempuh 1.360 km dengan satu kali isi hidrogen Foto: dok. Toyota
Alih-alih teknologi hibrida, asosiasi yang berdiri sejak tahun 2021 itu justru lebih memilih kendaraan bertenaga hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV). Tenggono bilang, mobil FCEV termasuk kategori kendaraan ramah lingkungan.
“Untuk hidrogen green energy kalau sudah ada oke. Cuma menurut informasi harganya tidak murah dibandingkan dengan baterai (mobil listrik)," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dibanding mobil listrik murni (BEV), ia menilai mobil hidrogen saat ini sedang dalam tahap pengembangan. Sehingga dari segi produk dan infrastukturnya masih terbilang mahal, selain itu belum banyak pabrikan yang memiliki lini mobil beremisi air itu.
***