Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Persaingan Ketat, Bos DFSK Indonesia Akui Bisnis Mereka Belum Untung
15 Desember 2022 18:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
CEO PT Sokonindo Automobile-DFSK Indonesia Alexander Barus menyadari penjualan mobil-mobil DFSK belum sesuai ekspektasi pabrikan. Aktivitas penjualan yang dimulai sejak 2017 lalu, diakuinya belum moncer.
ADVERTISEMENT
Ditambah aktivitas produksi pabrik di Cikande yang belum optimal. Fasilitas produksi dengan nilai investasi 150 juta US dolar itu dijelaskannya baru terpakai 15 persen dari total kapasitas produksi 50 ribu unit per tahun.
"Memang over investment sehingga sudah hampir 5 tahun buku kami itu masih belum positif. Tapi kami memahami memasuki dunia industri otomotif ini bukan seperti makanan yang hari ini jual besok untung," katanya di DFSK Media Gathering di Ancol, Rabu (14/12).
Pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Indonesia Morowali Industri Park (IMIP) itu menjelaskan, salah satu yang menjadi hambatan pertumbuhan penjualan di tahun pertamanya, lantaran tidak ada lembaga keuangan yang belum berani menyediakan paket pembiayaan mobil DFSK.
ADVERTISEMENT
"Ini tidak gampang, tantangannya pertama memasarkan produk kami itu tidak ada leasing company yang mau ikut dalam perjuangan kami, sulit sekali pada waktu itu entah apa pun sebabnya kami tidak mengerti," lanjutnya.
Alexander mengatakan beruntung salah satu model yang dijualnya menyasar segmen niaga ringan melalui DFSK Super Cab . Model perdana DFSK ini katanya menawarkan opsi berupa mesin diesel yang pemainnya sedikit.
"Kalau ini memang pada awalnya diragukan tapi hari ini kami melihat di Indonesia timur Super Cab salah satu primadona karena tenaga dan ukurannya tentu bersaing dengan variannya juga," imbuhnya.
Lebih lanjut selama berbisnis di Indonesia, DFSK sudah menjual mobil sekitar 11.657 unit secara retail, kemudian 12.527 unit wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) berdasarkan data Gaikindo yang dikompilasi dari 2017 hingga November 2022.
ADVERTISEMENT
"Memang dua tahun pertama kami berjuangnya luar biasa, karena memasarkan Super Cab dan pada saat yang sama dulu ada Glory 580 ini tidak gampang ternyata," lanjut Alexander.
Portofolio DFSK bukan cuma Super Cab dan Glory 580, setelah itu pabrikan coba penetrasi lagi lewat Glory 560 yang mengisi segmen Low SUV. Dilanjut Glory i-Auto yang menyasar pasar medium SUV.
Sayangnya dewi fortuna belum berpihak pada DFSK. Meski ada penjualan, belum mampu menyaingi para kompetitornya. "Kami sadar bahwa di market SUV ini persaingan begitu ketat dengan banyaknya player, dan pemainnya itu bertambah terus, tapi laju market-nya tidak secepat pertambahan pemain," tuntasnya.