Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pasar mobil di dunia mulai beralih. Mobil sedan tidak lagi menjadi mobil yang paling diminati oleh orang kebanyakan.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa terlihat dengan jelas dari data riset yang dilakukan oleh JATO Dynamics yang menujukkan dengan jelas bagaimana mobil sedan terus mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir bahkan di pasar terbesar mereka di China, Amerika, dan Eropa.
Adalah kehadiran dan popularitas sport-utility vehicle (SUV) yang perlahan membunuh sedan di pasar otomotif dunia. Masih bersumber data dari JATO, disebutkan juga kalau penjualan SUV di pasar dunia (52 negara) mencatatkan market share 34 persen, yang artinya 27,85 juta unit SUV terjual selama selama tahun 2017. Angka ini meningkat dibanding tahun 2016 yang berada di kisaran 24,71 juta SUV.
Naiknya pamor SUV berbanding terbalik dengan mobil sedan. Berdasar data, compact car (sedan kecil) justru mengalami penurunan market share hanya menjadi 18,2 persen atau sekitar 14,9 juta unit mobil. Sementara sedan ukuran sedang (midsize) juga belum bisa menolong karena angka penjualannya hanya memberikan 8,6 persen dari market share.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari dominasi SUV dan melorotnya mobil sedan di pasar dunia, data market share berdasar penjualan mobil tahun 2017 ini juga memperlihatkan fakta menarik tentang otomotif Indonesia. Pasar otomotif Indonesia mencatatkan angka market share untuk kendaraan MPV.
Hal yang sebenarnya wajar mengingat persaingan mobil di Indonesia yang paling sengit memang di segman MPV. Ada mobil 'sejuta umat', Toyota Avanza dan Mitsubishi Xpander di sana.
Lalu apa yang membuat SUV kian menarik? Dengan dimensi yang lebih besar dan model yang lebih gagah dan kekar, SUV semakin diminati. Apalagi dalam 10 tahun terakhir teknologi membuat model mobil ini tidak kalah irit jika dibandingkan mobil sedan.
Contoh paling relevan untuk kasus ini bisa dilihat pada produk-produk Ford. Ford Escape keluaran tahun 2017 berhasil mengungguli Ford Focus teranyar soal efisiensi bahan bakar dengan angka 24,9 mpg (10,5 km/l) berbanding 23,6 mpg (10 km/l). Hal ini menarik mengingat pada model tahun 2008 Ford Escape jauh lebih boros dibanding Ford Focus.
ADVERTISEMENT
Soal bertambah iritnya konsumsi bahan bakar SUV juga bisa dilihat pada produk Honda dan Toyota. SUV andalan Toyota, RAV4 keluaran tahun 2008 konsumsi bahan bakarnya berkisar pada angka 22 mpg (sekitar 9,35 km/l). Sedangkan Toyota RAV4 keluaran tahun 2017 dapat mencapai efisiensi bahan bakar 26,3 mpg (sekitar 11,2 km/l). Memang angkanya masih lebih kecil dibanding Toyota Corolla keluaran terbaru (mencapai 13,5 km/l). Namun tetap saja untuk perbedaan dimensi kendaraan yang cukup jauh, selisih ini bisa dimaklumi.
Sedangkan untuk kasus Honda, bisa dilihat pada CR-V. Honda CR-V lansiran tahun 2008 mengkonsumsi bahan bakar sekitar 9,5 km/l sementara keluaran 2017 dapat menempuh jarak 12,4 km dengan satu liter bensinya.
Pergeseran pasar otomotif di dunia ini juga sebenarnya perlahan terlihat di Indonesia. Meski MPV masih menjadi idola, turunnya distribusi Toyota Avanza dan berkembangnya pasar Toyota Rush bisa menjadi contoh. Atau jika kita melihat produsen mobil yang tidak punya produk MPV seperti BMW, meski masih tertinggal dari sedan namun perlahan tapi pasti seri 'X' (SUV pada BMW) mulai mengejar.
ADVERTISEMENT