Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) memberikan kesempatan para wartawan otomotif menjajal KLX 230 , yang diperkenalkan pada Mei 2019 lalu. Ini merupakan model trail pertama dengan mesin 230 cc dan ditujukan buat pasar global, yang diproduksi di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Artinya, Kawasaki Indonesia mendapat kepercayaan untuk menjadi basis produksi, dan akan diekspor ke seluruh dunia. Jadi bisa dibilang test ride kali ini merupakan yang pertama di dunia.
Seolah ingin benar-benar menguji jagoan baru pabrikan berkelir hijau ini, dua habitat --jalan aspal dan tanah merah off-road-- disiapkan untuk mengetes kakak dari KLX 150 tersebut.
Posisi berkendara
Memiliki panjang 2.105 mm, lebar 835 mm dan tinggi 1.165 mm, KLX 230 punya jarak jok ke tanah mencapai 885 mm. Tinggi badan redaksi kumparanOTO di angka 171 cm, kaki tak menjejak sempurna ke tanah, alias jinjit ketika menungganginya.
Bagi yang sebelumnya sempat menggunakan atau memiliki KLX 150 yang tinggi joknya hanya 870 mm, mungkin perlu sedikit beradaptasi lagi. Pastinya, mereka yang ingin naik kelas ke KLX 230 akan mendapatkan pengalaman baru yang lebih menarik.
ADVERTISEMENT
Menyoal posisi duduk, desain kursi yang ramping dan hampir rata dengan tangki, memudahkan biker mengubah posisi duduk, menyesuaikan dengan kondisi berkendara. Ya begitulah umumnya ciri khas motor jenis trail yang hidup di dua habitat.
Performa mesin
Punya mesin injeksi berukuran ‘nanggung’ 233 cc 1-silinder yang menjanjikan tenaga 18 dk dengan torsi 19,8 Nm, performanya tak mengecewakan.
Menjajal pertama kali di jalan aspal dan mendapat kesempatan menggeber di lintasan lurus, dari 0 km/jam sampai 70 km/jam bisa dilahap dengan mudah meski napasnya terasa tak begitu panjang. Namun tarikan di awal cukup mumpuni khas motor trail.
Tenaga yang tersalurkan lewat transmisi 6-percepatan terbilang halus, meskipun gas dipuntir habis-habisan.
Nah hasilnya berbeda lagi ketika pengujian dilakukan di trek off-road bergunduk dengan tikungan-tikungan pendek. Tenaga dan torsinya pas, karena memang karakter berkendara off-road yang tak mementingkan top speed, dan lebih butuh putaran mesin di bawah yang responsif.
ADVERTISEMENT
Handling dan suspensi
Pengembangan sasis yang masih terinspirasi dari model terlaris KLX 150, ditambah dengan bobotnya yang terbilang 132-133 kg membuatnya enak diajak bermanuver dan dikendalikan, termasuk saat berakselerasi di trek off-road.
Perlu diperhatikan, ban standar yang dipasang berkarakter dual purpose --ban tahu, biker perlu sedikit berhati-hati ketika mengendarainya di jalan beraspal. Mengingat grip ke permukaan yang tak begitu sempurna, dibanding menggunakan ban slick biasa.
Sokongan suspensi depan teleskopik berdiameter 37 mm dan suspensi belakang uni-trak swingarm juga berperan meredam KLX 230 ketika melibas speed trap di jalan. Namun memang pada suspensi belakangnya terasa tak seempuk miliknya KLX 150.
Lebih asyik lagi ketika melibas trek tanah merah kering berdebu di BSD Tangerang, suspensinya bisa diandalkan dan tak mental-mentul ketika melibas trek off-road dengan kondisi permukaan tak rata.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Jenama Jepang khas kelir hijau ini, nampaknya cukup sukses melahirkan KLX 230, segmen baru yang posisinya berada di bawah KLX 250 dan di atas KLX 150.
Mulai dari dimensi, posisi dan karakter berkendara, performa mesin bisa jadi daya tarik sendiri buat pengguna KLX 150 yang mau naik kelas. Hanya saja sedikit nilai minusnya --subjektif-- dari sisi tampilan masih konservatif dan kurang kekinian.
Namun soal kemampuannya di dua habitat beraspal dan off-road cukup mumpuni. Buat yang penasaran KLX 230 bisa langsung mencobanya.