Plus Minus Menggunakan Ban ‘Soft’ untuk Harian

2 Oktober 2019 8:58 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ban soft kompon. Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ban soft kompon. Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ban kendaraan bermotor baik motor maupun mobil dibuat dari karet dengan tingkat kekerasan yang bervariasi. Di dunia otomotif, tingkat kekerasan pada ban disebut dengan kompon. Kompon ini memiliki fungsi untuk melapisi ban. Umumnya, ban yang beredar di pasaran terdiri dari soft, medium, dan hard.
ADVERTISEMENT
Khusus untuk tipe ban dengan kompon soft, material karet yang digunakan bertekstur lebih lembut dari tipe medium dan hard. Selanjutnya, ban tipe soft dinilai memiliki kemampuan lebih baik ketika dipakai menikung dan berakselerasi.
Meski memiliki poin plus di sektor tersebut, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, Dodiyanto, menyebut ban tipe soft kompon lebih cepat mengalami keausan.
“Sebenarnya soft kompon itu banyak dipakai untuk balap, fungsinya memang untuk lebih lengket di aspal. Nah, kalau dipakai untuk harian biasanya hanya bertahan 2-3 bulan saja. Sebaliknya, dari data kami, ban regular (medium/hard) bisa bertahan 6-7 bulan,” ucapnya kepada kumparan, Selasa (1/10).
Ilustrasi ban yang mengalami keausan. Foto: dok. Istimewa
Dodi menyebut, selain memiliki tingkat keausan yang tinggi, ban tipe soft kompon dinilainya lebih sensitif. Sebab, ban jenis ini rentan mengalami sobek ketika menghantam objek keras di jalanan.
ADVERTISEMENT
“Dipakainya memang enak tapi ya risikonya cepat habis. Kalau kita bicara di sirkuit itu kan sudah jelas permukaan aspalnya, ya walaupun di Indonesia enggak sebagus Malaysia paling tidak di sirkuit bersih dari kerikil tajam dan benda asing kayak besi. Beda sama di jalan raya yang enggak terduga,” katanya.
Ketika berputar dan bergesekan dengan aspal, masih dijelaskan Dodi, ban akan mengalami peningkatan suhu, dan ketika berbenturan dengan benda asing akan menimbulkan bekas ‘luka’ yang akan melebar seiring pemakaian.
Ilustrasi ban soft kompon. Foto: dok. Istimewa
Kendati demikian, Dodi tak menyangkal masih banyak konsumen yang memilih ban soft kompon untuk dipakai di kendaraan harian. Alasannya beragam, mulai dari sisi kenyamanan dan keasyikan ketika dipakai dalam kecepatan tinggi.
“Kalau untuk motor harian yang banyak pakai (ban soft kompon) itu di motor 250 cc ke atas, karena mereka untuk incar akselerasi, touring atau rolling speed. Beda hal sama motor bebek dan matik jarang lah ya,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Meski tak ada perawatan khusus, Dodi mengimbau bagi para pengguna ban soft kompon untuk tetap memperhatikan keselamatan dan etika safety riding. Apabila ban sudah mengalami tanda-tanda keausan, jangan kompromi dan segera mengganti dengan ban baru.