Polemik Impor Truk China, Karoseri Sebut Ada Merek Luar Studi Kemitraan
14 September 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
Polemik Impor Truk China, Karoseri Sebut Ada Merek Luar Studi Kemitraan
Karoseri sebut sudah ada beberapa merek truk China berminat jalin kemitraan lokal. #kumparanOTO #dailyupdatekumparanOTO

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Prinsipal seperti Foton dan Shacman itu sudah pernah studi pembuatan dump truck lokal, ke tempat kami juga pernah studi untuk komparasi biaya pembuatan dan pengiriman. Kemudian juga soal lead time (durasi total produksi) mereka, karena kendalanya lead time unit," ucap Sandy ditemui di Kemayoran, Jakarta (12/9/2025).
Foton dan Shacman adalah salah satu sedikit jenama asal China yang memiliki aktivitas bisnis di Indonesia, merek lainnya di segmen kendaraan komersial adalah FAW yang sudah menjadi anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
"Mereka punya unit bekas tetapi kalau tidak bisa dipakai, mereka harus bikin lokal. Kalau tetap ambil dari China itu bisa dua sampai tiga bulan, jadi kami sebenarnya menang di lead time dan harga," imbuh Sandy saat menjelaskan sedikit soal studi tersebut.
Dirinya yakin perusahaannya atau karoseri lain di Tanah Air sebenarnya sangat mampu menghasilkan komponen pelengkap, untuk truk atau kendaraan komersial jenis lainnya dengan standar kualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
"Beberapa merek China sudah kami sounding soal ini, mereka akan coba cek regulasi pembuatan lokal. Jadinya nanti bisa dilihat lebih ekonomis dan murah mana dengan yang di sana," terang Sandy.
Kendati demikian, pihaknya tetap berharap ada kejelasan soal regulasi yang mengatur soal impor truk, utamanya untuk kebutuhan pertambangan. Ini dinilainya semata-mata untuk mendukung industri manufaktur lokal.
"Kembali lagi ke garis utama, selama regulasinya belum ada ya kami tetap susah juga. Kalau dari karoseri ya jika ada regulasinya, sebenarnya setiap tahun selalu meminta regulasi sejak tiga tahun yang lalu," katanya.
"Sebenarnya yang kami butuhkan adalah regulasi terkait mining transport karena kalau sudah ada regulasinya kami sebagai pelaku karoseri jadinya lega. Artinya kan bisa akomodir banyaknya permintaan dari produk China itu dan bisa gandeng karoseri lokal," pungkas Sandy.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Sandy, Anggota dan juga pengurus Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), Sommy Lumajeng pernah menyinggung soal fenomena impor truk secara masif yang disebutnya dapat mengganggu persaingan sehat industri lokal.
"Jadi banyak truk impor itu yang dipakai di pertambangan memang masuk melalui jalur BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal/Kementerian Investasi). Cara masuknya ke sini memang legal, tapi menurut saya di situ ada celah," ungkapnya kepada kumparan.
Adapun mekanisme impor truk China lewat BKPM, perusahaan bisa mengajukan perizinan investasi dengan rencana impor alat berat atau truk tambang sebagai bagian dari kebutuhan operasional juga bentuk investasi strategis. Kendaraan besar tersebut masuk dalam skema impor utuh (CBU).
Sommy menambahkan, selain tidak saja secara harga lebih murah, kendaraan-kendaraan berstatus Completely Built Up (CBU) itu lewat pengamatannya juga belum memenuhi syarat sertifikasi Euro 4 untuk kendaraan mesin diesel di dalam negeri.
"Ini kan malah menjadi tidak ada semacam keselarasan dengan peraturan yang ada. Intinya kami ada fairness aja begitu, dari celah peraturan tadi mungkin dari pemerintah dapat mengkaji ulang kembali," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Karoseri, terangnya, merupakan salah satu industri padat karya yang banyak melibatkan sumber daya manusia dan turut berkontribusi kepada perekonomian negara. Sommy khawatir, lesunya permintaan karoseri berujung pada gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Ini dikhawatirkan memotong dua periuk nasi, dua bisnis. Kira-kira begitu, apalagi karoseri ini kan termasuk industri padat karya dengan melibatkan banyak sumber daya manusia dan juga punya rantai bisnis dengan vendor, supplier," tukas Sommy.
