Presdir Baru TMMIN Bicara Peluang Ekspor Mobil Indonesia ke Australia

13 Maret 2017 12:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Presiden Toyota Motor Corporation dan rombongan. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Toyota Motor Corporation dan rombongan. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Pemerintah meminta pemain industri otomotif meningkatkan volume ekspor. Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto melihat potensi pasar Australia bisa dimanfaatkan untuk menggenjot performa ekspor mobil dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, sejumlah prinsipal memilih menutup manufaktur yang ada di Australia menyusul pasar yang stagnan, persaingan tinggi, serta biaya operasional yang melambung.
Ditemui saat mendampingi President Toyota Motor Corporation (TMC) Akio Toyoda bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Senin (13/2), Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono menganggap ekspor mobil untuk (CBU- Completely Built-Up) adalah tantangan ke depan.
"Itu menjadi salah satu challenge dan opportunity kita. Terutama agar produk-produk Indonesia ini memiliki daya saing yang baik dalam pasar global," kata Warih dikutip kumparan (kumparan.com) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/3).
Pengiriman mobil di IKT (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengiriman mobil di IKT (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
Tentu saja, dia menggarisbawahi bahwa untuk bisa mengekspor mobil ke sana, Indonesia harus memiliki produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar Australia.
ADVERTISEMENT
"Kita belum bisa memberikan waktu pasti. Tapi kita akan terus berusaha," imbuh Warih.
Kepada kumparan, Warih yang akan resmi menjabat sebagai Presdir TMMIN pada 1 April 2017 itu, mengungkapkan kunjungan ke Istana Negara itu merupakan bentuk balasan atas kunjungan Presiden Jokowi ke markas Toyota pada tahun 2015.
Dalam pertemuan itu, tak disinggung secara spesifik soal perluasan ekspor mobil Toyota buatan Indonesia ke Australia. "Berbicara soal penambahan investasi dan ekspor," katanya ketika dihubungi melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut, perbincangan soal potensi ekspor mobil Indonesia ke Australia kemungkinan akan dibahas saat melakukan pertemuan dengan Menperin Airlangga Artarto.
Pekerja di pabrik TMMIN mengecek komponen mesin. (Foto: TMMIN)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja di pabrik TMMIN mengecek komponen mesin. (Foto: TMMIN)
Sebagaimana diketahui, Toyota melalui TMMIN menjadi sandaran utama ekspor mobil CBU buatan Indonesia. Sepanjang tahun lalu, ekspor CBU mobil Toyota buatan Indonesia mencapai 169.100 unit. Otomatis, mereka berkontribusi sebesar 87 persen terhadap total ekspor mobil utuh asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain kendaraan dalam bentuk CBU (completely built-up) mereka juga mengirim komponen dengan sasaran 80 negara. Terhitung hingga Januari 2017, jumlah ekspor TMMIN selama 30 tahun sebesar 1.065.100 unit.
TMMIN sendiri memiliki lima fasilitas yang tersebar di Sunter, Jakarta dan Karawang, Jawa Barat. Di situ, mereka memproduksi Kijang Innova, Fortuner, Vios, Yaris, Sienta, dan Etios Valco serta 2 tipe mesin bensin yaitu TR-K dan R-NR.
Sepanjang tahun lalu, mereka memproduksi lebih dari 218.000 unit mobil utuh dan 210.000 mesin utuh. Sementara untuk ekspor, TMMIN memulainya sejak 1987 yakni dengan pengiriman generasi ke-3 Kijang Super ke Brunei Darussalam.
Model yang paling banyak diekspor sepanjang Januari 2017 adalah Fortuner (5.034 unit), Vios (2.486 unit), dan Kijang Innova (1.144 unit).
ADVERTISEMENT
Data ekspor CBU TMMIN dari tahun 1987 hingga 2016:
1987-2011 : 313.000 unit
2012 : 115.000 unit
2013 : 118.000 unit
2014 : 160.000 unit
2015 : 177.000 unit
2016 : 169.000 unit
2017 : +10 persen dari 2016