Produksi Daihatsu Indonesia Berjalan Normal, Ekspor Dihentikan

22 Desember 2023 5:55 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seremoni produksi ke-8 juta unit PT Astra Daihatsu Motor (ADM) di ADM Sunter Assembly Plant, Jakarta, Jumat (7/7/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seremoni produksi ke-8 juta unit PT Astra Daihatsu Motor (ADM) di ADM Sunter Assembly Plant, Jakarta, Jumat (7/7/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengumumkan bahwa aktivitas produksi di pabrik dan distribusi unit ke jaringan penjualan di seluruh wilayah Indonesia tetap berjalan seperti biasa.
ADVERTISEMENT
Ini menyusul kebijakan Daihatsu Motor Corporation Ltd., yang menghentikan seluruh pengiriman unit di Jepang dan negara lain, imbas kasus manipulasi data prosedur uji keselamatan yang dilakukan brand asal Jepang tersebut.
Namun, dalam keterangan resmi ADM yang diterima kumparan pada Kamis (21/12) malam, produksi untuk pasar ekspor akan ditangguhkan sementara. Menunggu konfirmasi dari otoritas di negara tujuan ekspor.
Ilustasi pekerja di pabrik Daihatsu Indonesia. Foto: dok. Istimewa
Mengenai alasan produksi dan distribusi untuk Indonesia tetap berjalan normal, ADM menyebutkan telah berkoordinasi penuh dengan otoritas pemerintah sebagai pemangku kepentingan dan penentu proses homologasi di Indonesia terkait proses sertifikasi.
Menurut pabrikan, telah ditentukan produksi domestik oleh Daihatsu Indonesia tetap beroperasi normal sesuai dengan rencana untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
"Dengan adanya berita ini, Daihatsu Indonesia memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami bersama prinsipal telah memastikan bahwa semua kendaraan Daihatsu yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak memiliki masalah kualitas dan keselamatan," lanjut pernyataan ADM.
ADVERTISEMENT

Skandal manipulasi data uji keselamatan Daihatsu Motor Corporation

Logo Daihatsu. Foto: Rodrigo Reyes Marin/Shutterstock
Tanggal 20 Desember 2023, pabrikan mengungkap terdapat 174 kasus baru dari 25 item pengujian kasus manipulasi data tes tabrak. Lebih umum lagi ditemukan ketidaksesuaian pada data 64 model dan 3 jenis mesin termasuk yang sudah diskontinu.
Executive Vice President Daihatsu Motor Co., Ltd Hiromasa Hoshika menjelaskan sudah membuat pengumuman pada 28 April 2023 terkait manipulasi data hasil tes tabrak sebelum produk dipasarkan di luar negeri.
Dalam hal ini mengacu ke beberapa model yakin Yaris Ativ, Toyota Agya, dan Perodua Axia. Pabrikan mengaku melakukan modifikasi secara tidak benar dalam tes tabrak samping.
Berikutnya pada 19 Mei 2023, pabrikan juga merilis keterangan telah melakukan manipulasi data, di mana saat pengujian dilakukan data kursi penumpang ditukar dengan data pengemudi.
Uji Tabrak ASEAN NCAP Toyota Veloz Terbaru. Foto: dok. ASEAN NCAP
"Kami telah meminta komite independen pihak ketiga untuk melakukan penyelidikan untuk menemukan kejanggalan lain dari sebelumnya sudah terjadi sejak Mei 2023, hasilnya 174 kasus terungkap," jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (20/12).
ADVERTISEMENT
Dari hasil investigasi ditemukan manipulasi pengujian airbag, di mana ECU yang seharusnya digunakan, justru tidak dipakai. Sementara hasil tes menunjukkan ECU telah dipakai untuk penerbitan sertifikasi.
"Artinya pengetesan tidak sesuai dengan aktual produk dan komponennya, untuk itu kami menindaklanjuti hal ini sangat serius," lanjutnya.
Selain itu ada pula manipulasi data terkait tekanan udara ban dan speedometer yang berbeda dari dokumen sertifikasi.
Uji Tabrak Daihatsu Rocky. Foto: dok. Paultan
Kemudian masalah pemalsuan data uji tabrak depan, di mana seharusnya data diambil saat pengujian yang dilihat saksi, namun digantikan dengan data yang diukur saat latihan.
"Total 174 kasus terungkap yang memengaruhi 64 model atau 3 mesin yang didistribusikan secara lokal juga pasar luar negeri, yang sedang dalam produksi atau dalam pengembangan," katanya.
ADVERTISEMENT
President Daihatsu Motor Co., Ltd Soichiro Okudaira pada kesempatan yang sama mengatakan telah melaporkan skandal tersebut ke Kementerian Transportasi, Infrastruktur, dan Tourism, dan Kementerian Perekonomian, serta Perdagangan.
"Kami sungguh meminta maaf untuk ketidaknyamanan serta kekhawatiran yang ditimbulkan kepada kustomer dan pemangku kepentingan," imbuhnya.
***