Punya Mobil Matik, Cukup Ganti Oli Transmisi atau juga Harus Dikuras?

11 Agustus 2020 12:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ganti oli mobil Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ganti oli mobil Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemilik mobil matik, jangan sampai mengabaikan perawatan berkala komponen transmisi. Pasalnya bila terlambat atau bahkan sampai lalai, bisa rusak dan perbaikannya butuh biaya besar.
ADVERTISEMENT
Hal yang paling sederhana adalah rutin mengecek oli transmisi. Umumnya, pemilik mobil diwajibkan mengganti oli transmisi setiap 15 ribu kilometer.
Namun, apakah cukup hanya mengganti oli matik saja?
Ilustrasi kuras oli matik Foto: dok. istimewa
Hermas Prabowo pemilik bengkel spesialis mobil matik Worner Matic mengatakan, pemilik kendaraan juga harus melakukan kuras oli matik tiap 25 ribu kilometer.
"Ganti dan kuras oli matik berbeda. Kalau ganti itu hanya oli yang tertampung dalam bak, itu hanya mengover 40 persen dari total oli," kata Hermas kepada kumparan belum lama ini.
Dia mencontohkan, untuk mobil matik Toyota Avanza punya volume oli matik sampai 5 liter. Ketika pemilik hanya mengganti, oli yang keluar hanya 2 liter saja.
"60 persen sisa oli masih berkeliaran di dalam. Jika didiamkan lebih lama paling maksimal oli yang keluar itu hanya 50 persen," lanjut dia.
Menggunakan mesin ATF-Charger untuk kuras oli transmisi Foto: dok. istimewa
Sementara ketika pemilik melakukan kuras atau flushing oli matik, volume keseluruhan di bak penampungan oli transmisi bisa keluar semua. Tentunya, metode ini jauh lebih efektif ketimbang ganti oli matik.
ADVERTISEMENT
"Ketika melakukan kuras oli matik, kebutuhan olinya lebih besar. Karena oli baru dan yang lama itu mixing. Prinsipnya kuras oli matik selalu kebutuhan olinya lebih besar dari oli existing," kata dia.
Ini bertujuan untuk mendorong sisa oli matik di dalam penampungan bak oli. Misalnya, satu unit mobil biasanya butuh 5 liter oli, ketika melakukan flushing meningkat menjadi 8 liter.
Kuras oli matik disarankan ketika pemilik kendaraan tidak pernah mengganti oli transmisi dalam jangka waktu yang panjang. Di situasi ini, performa oli matik akan menurun.
"Flushing dilakukan ketika olinya sudah kotor banget, tapi kalau belum kotor diganti saja tidak masalah," timpal dia.
Ilustrasi mekanik sedang melihat keadaan mesin mobil Foto: Istimewa
Nah, setelah flushing oli dilakukan pemilik tak perlu lagi melakukan flushing di jadwal selanjutnya. Namun, dengan catatan interval penggantian oli matik diubah menjadi lebih pendek.
ADVERTISEMENT
"Kalau interval penggunaan oli matiknya panjang, harus flushing. Tapi sebaliknya, jika pendek, penggantian saja sudah cukup karena oli tidak sampai kotor," paparnya.
Nantinya ketika melakukan kuras oli akan dibantu dengan alat ATF-Changer untuk mendorong atau membuang seluruh kotoran yang mengendap di ruang transmisi mobil matik.

Dampak oli matik yang kotor

Ilutrasi transmisi mobil matik Foto: Istimewa
Secara perawatan, mobil matik memang lebih kompleks dan mahal ketimbang mobil manual. Salah satunya transmisi matik, ketika kualitas oli tak diperhatikan dampak panjang bisa terjadi pada kerusakan transmisi.
"Utamanya satu adalah gangguan timing perpindahan gigi, kedua selip, dan ketiga totally loss," jelasnya.
Jika kerusakan sudah parah, mau tak mau pemilik harus mengganti satu set transmisi atau paling tidak melakukan overhaul.
ADVERTISEMENT

Harga ganti dan kuras oli matik

Pengecekan mesin Honda CR-V generasi pertama. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Hermas menjelaskan setiap mobil punya harga yang berbeda. Perbedaan itu ditentukan dari jumlah oli matik yang dibutuhkan.
"Kayak Toyota Avanza itu paling Rp 300 sampai 400 ribu untuk ganti oli, butuh waktu 30 menit. Sedangkan kuras oli matik bisa Rp 800-900 ribu dan pengerjaan 1 jam," paparnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)