Putar Strategi Tesla Hanya Layani Penjualan Via Online

3 Maret 2019 18:23 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi store Tesla di Amerika. Foto: Auto News
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi store Tesla di Amerika. Foto: Auto News
ADVERTISEMENT
Pabrikan mobil listrik Tesla memutuskan hanya akan menjual produknya secara daring. Penutupan diler-diler Tesla ini pun akan dilakukan secara bertahap di Amerika.
ADVERTISEMENT
Namun tidak semua ditutup secara permanen, beberapa diler akan dialih-fungsikan sebagai galeri dan pusat informasi mobil-mobil Tesla tanpa adanya penjualan.
Sayangnya belum diketahui jumlah diler yang akan tutup maupun diubah fungsinya. Sebagai catatan, Tesla telah membangun setidaknya 378 diler di seluruh Amerika Serikat.
Tesla Model 3 Foto: Reuters/Tesla
Seperti mengutip pernyataan Elon Musk, si bos besar Tesla yang dimuat Auto News, peralihan mekanisme penjualan ini sebagai cara untuk menurunkan harga jual mobil listriknya, terlebih pada Tesla Model 3 yang belum lama ini meluncur dengan harga 35 ribu dolar Amerika atau setara Rp 495,7 juta.
"Ini adalah satu-satunya jalan untuk melakukan efisiensi, namun tetap mampu mempertahankan bisnis. Sangat sulit membuat harga (Tesla Model 3) menjadi 35 ribu dolar AS dengan tetap menjaga sisi finansial," kata Musk.
ADVERTISEMENT
Bila strateginya berjalan lancar, bukan tidak mungkin harga model Tesla lainnya bisa turun hingga enam persen, khusus Model S dan Model X yang menjadi jagoannya.
"Sekarang sudah 2019, orang-orang mau membeli barang-barang secara on-line," katanya lagi singkat.
Cara yang ditempuh Musk ini berkaitan pada mobil-mobil Tesla yang masih mahal di sana. Penjualannya tidak begitu stabil memaksa pabrikan harus menerapkan efisiensi sumber daya.
Dengan penutupan diler ini juga pastinya berbuntut pada pemberhentian tenaga kerja. Kendati demikian belum diprediksi angkanya.
Bila menapak tilas bulan Januari lalu, Tesla sudah memutus kontrak kerja sekira 3.150 karyawan atau tujuh persen dari total pekerja mereka di negeri Paman Sam.