news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Rahasia Irit BBM Saat Mudik, Ini Tipsnya

19 Maret 2025 3:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Media test drive Jaecoo J7 SHS Super Hybrid Marathon, Jakarta-Bali "1.300KM One Tank, Infinite Adventures". Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Media test drive Jaecoo J7 SHS Super Hybrid Marathon, Jakarta-Bali "1.300KM One Tank, Infinite Adventures". Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Mudik menggunakan kendaraan pribadi identik dengan menempuh rute panjang dan kondisi jalan yang begitu beragam. Agar pengeluaran tidak boros hanya untuk bahan bakar, berikut sedikit tips supaya mobil semakin irit BBM.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus Instruktur Jakarta Defensive Driving Cosultant (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, pengendara bisa menerapkan teknik eco driving. Tak sekadar memangkas bahan bakar yang terpakai, gaya berkendara ini juga meningkatkan keselamatan.
"Berkendara secara ekonomis dan efisien, pola atau motif ini sebenarnya merupakan bagian dari metode keselamatan mengemudi defensif. Cara mengemudi defensif sangat erat kaitannya dengan eco driving," buka Jusri dihubungi kumparan.
Buat yang kurang familiar dengan berkendara defensif atau defensive driving, secara sederhana teori ini adalah sebuah perilaku berkendara yang menitikberatkan pada analisa lingkungan terkait potensi-potensi yang mungkin terjadi selama berkendara.
Posisi mengemudi Chery Tiggo 8. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
"Semuanya berbasis ruang dan pengawasan. Kita sebagai pengemudi wajib memelihara pandangan yang jauh, gunanya untuk mengidentifikasi potensi bahaya awal agar kita masih punya waktu untuk bereaksi dan mengambil keputusan," lanjut Jusri.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa hubungannya dengan eco driving tadi? Menurut Jusri, seseorang yang menerapkan gaya berkendara defensif sejatinya secara tidak langsung juga menerapkan eco driving karena sama saja berkendara dengan penuh perhitungan yang matang.
"Misalnya, karena menerapkan pola mengamati ruang dan unsur mengawasi situasi sekitar itu akan membentuk perilaku tertentu. Makanya pembawaan kendaraannya jadi halus, tidak asal akselerasi dan deselerasi, manuver tidak ekstrem," paparnya.
Kendaraan melintas di Jalan Tol Semarang-Batang, Jawa Tengah, Selasa (9/4/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Menjaga kelajuan konstan di bawah batas kecepatan maksimal, sembari tetap di lajur yang sama dalam waktu lama dan membaca situasi di sekitarnya turut membantu pengemudi kapan harus melakukan akselerasi atau deselerasi.
"Mengemudi yang terencana, artinya tidak sering akselerasi instan atau deselerasi mendadak yang menyebabkan bahan bakar terbuang percuma. Selain itu komponen kendaraan jelas memiliki usia yang lebih panjang," kata Jusri.
ADVERTISEMENT
Terencana di sini, lanjut Jusri artinya tidak hanya dari aspek pengemudi, melainkan juga kendaraan itu sendiri. Misalnya pemilihan rekomendasi BBM yang tepat, cek komponen vital seperti kondisi ban, muatan yang dibawa, dan sebagainya.