Rajin Amati Spion, Antisipasi Jadi Korban Tabrak Belakang

11 Januari 2025 15:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi melihat bangkai kendaraan roda dua yang ringsek usai terlibat kecelakaan beruntun di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (9/1/2025). Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
zoom-in-whitePerbesar
Polisi melihat bangkai kendaraan roda dua yang ringsek usai terlibat kecelakaan beruntun di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (9/1/2025). Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
ADVERTISEMENT
Kecelakaan bus pariwisata karena rem blong kembali terulang. Kendaraan yang membawa rombongan karyawisata pelajar asal Bali itu menabrak puluhan kendaraan seperti mobil dan sepeda motor sepanjang 2,3 kilometer di Kota Batu, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Informasi yang didapat dari kepolisian, bus menyeruduk 6 mobil dan 6 motor, sehingga total ada 12 kendaraan yang terdampak. Alhasil terdapat jumlah 14 korban, yang mana empat di antaranya meninggal dunia di lokasi berbeda-beda.
Certified Safety Ride Driving Instructor, Gerry Nasution mengatakan, kasus tersebut sekaligus menjadi pengingat untuk pengemudi lainnya bahwa peran kaca spion amat vital dan memiliki fungsi penting untuk memantau situasi di sekitar kendaraan dalam kondisi apa pun.
"Memang cukup sering terjadi seperti itu. Kita pengendara di Indonesia tidak memiliki budaya sering cek kaca spion, apalagi kalau lalu lintas sedang pelan atau macet biasanya akan 90 persen lebih berfokus ke depan," kata Gerry kepada kumparan, Jumat (10/1).
Fitur Toyota Safety Sense (TSS) dan Rear View Monitor with DVR pada Toyota Fortuner 2.8 4x4 GR-S 2024. Foto: Sena Pratama/kumparan
Menurutnya, mayoritas pengendara baru memanfaatkan fungsi kaca spion ketika hendak berpindah lajur pada kecepatan tinggi, memutar balik, saat mau berbelok, atau sedang parkir mundur. Sebab, situasi dinilai aman ketika lalu lintas tengah padat atau macet.
ADVERTISEMENT
"Padahal contoh kecelakaan (tabrak belakang) saat situasi lalu lintas ramai atau macet sudah cukup sering terjadi. Seperti bus yang di Jawa Timur itu, sekilas cukup banyak pengendara di depannya tidak aware dengan situasi yang terjadi di belakangnya," jelas Gerry.
Gerry bilang, dengan rutin membaca situasi sekitar termasuk bagian belakang, pengendara lain akan mampu melakukan mitigasi dengan cepat untuk menghindar atau mengurangi risiko dampak kecelakaan. Seperti kasus bus rem blong misalnya.
"Jadi ada antisipasinya, tahu untuk menghindar dengan cara salah satunya menepi agar kendaraan yang mengalami situasi darurat seperti rem blong bisa dikasih lewat terlebih dahulu. Tidak cuma bus dalam konteks ini, tetapi apa pun kendaraan atau objek lain yang bisa membahayakan keselamatan kita," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
***