Rawan Selip, Ini Teknik Aman Melewati Perlintasan Kereta Api yang Menyerong

11 Januari 2023 15:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara motor melintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di kawasan Petamburan. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara motor melintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di kawasan Petamburan. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Saat musim hujan, banyak pengemudi utamanya kendaraan roda dua yang jatuh saat melewati perlintasan kereta api, utamanya yang menyerong.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus Instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu mengatakan, roda yang selip jadi salah satu alasan terjatuhnya para pemotor tersebut.
“Kalau basah seperti sekarang kan sering hujan, itu besi (rel) ketika dilewati oleh motor, efisiensi traksi antara ban dan permukaannya sangat lemah. Itu bisa membuat motor menjadi spin atau selip,” jelasnya belum lama ini kepada kumparan.
Selain itu, permukaan jalan perlintasan yang tidak rata dan posisi rel yang melintang sejajar juga membuat pengemudi rawan jatuh saat melewatinya.
Suasana lalu lintas di perlintasan kereta api di kawasan Volvo, Pasar Minggu, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Jusri pun memberikan tips untuk melewati jalan rel yang menyerong ini. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengurangi kecepatan kendaraan.
“Saat melewati rel, kecepatannya kurang dari 20 km/jam. Tengok kanan kiri terlebih dahulu meski perlintasannya ada palangnya karena potensi kecelakaannya cukup besar,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, lintasi rel yang menyerong dengan memposisikan motor dengan membentuk tanda plus atau T. Artinya, motor perlu dibelokkan sedikit ke arah kanan untuk mengurangi potensi selip.
“Pengendara perlu melewatinya secara tegak lurus dengan kedudukan rel. Artinya, seperti tanda tambah. Kalau, melewati jalan rel yang menyerong, maka dibelokkan sedikit ke arah kanan seperti membentuk huruf T agar tegak lurus dengan jalan rel,” urainya.
Perlintasan kereta api tanpa palang Duri Kosambi. Foto: Rizki Mubarok/kumparan
Khusus untuk motor manual, Jusri menyarankan pengendara menggunakan gigi rendah. Tujuannya untuk menghindari mati mesin secara mendadak ketika melintasi rel.
“Usahakan torsinya cukup ketika melewati jalan rel. Itu kan bergelombang dan enggak rata. Selain itu, ada elektrostatis yang bisa membuat mesin motor mati,” pungkasnya.
Elektrostatis ini bisa muncul karena dua benda memiliki muatan listrik statis, dalam hal ini kereta dan relnya. Umumnya, ini terjadi pada perlintasan kereta rel listrik yang lumrah ditemui di kawasan Jabodetabek hingga Solo-Yogya.
ADVERTISEMENT
Rel kereta listrik yang ada berfungsi sebagai ground atau massa. Sementara, arus positif melewati pantograph di atas kereta. Listrik ini bisa mengganggu kinerja komponen elektrikal seperti ECU (Electronic Control Unit) pada motor ketika lewat di antara keduanya.
Meski demikian, tak menutup kemungkinan perlintasan di daerah tanpa kereta rel listrik juga bisa menimbulkan elektrostatis. Sebab, mayoritas lokomotif di Indonesia menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya.
“Terpenting, melewatinya harus hati-hati sebab perlintasan kereta api merupakan tempat yang berisiko tinggi terjadinya kecelakaan,” tutup Jusri.
***