Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nangoi mengaku, pihaknya sangat menyambut baik wacana tersebut. Sebab, emisi gas buang kendaraan bermotor yang lebih bersih membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik dan juga berdampak pada kesehatan.
"Ini sudah lazim di dunia, tapi patut dicatat kendaraan bermotor yang sudah menerapkan standar Euro 5 akan pakai teknologi lebih canggih dan ini akan sangat sensitif terhadap bahan bakar," ujarnya di Karet Kuningan, Jakarta (7/2/2024).
Sebelum beralih ke Euro 5, Nangoi menambahkan untuk penerapan Euro 4 sekarang ini masih ditemukan beberapa kendala. Seperti ketersediaan dan pasokan bahan bakar yang sesuai dengan mesin-mesin kendaraan bermotor Euro 4 di Indonesia.
"Perlu kami sampaikan saat ini masih banyak bahan bakar yang tidak memenuhi standar Euro 4. Kadang-kadang ini mempersulit kendaraan itu sendiri, karena apabila (BBM tidak sesuai standar) digunakan untuk Euro 4 akan menyebabkan masalah pada kendaraan tersebut," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Implementasi standar Euro 4 untuk setiap kendaraan yang dijual di Indonesia sudah berlaku sejak tahun 2022 silam. Aturannya tertuang pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020.
Indonesia sebenarnya cukup tertinggal menyoal penerapan standar emisi gas buang kendaraan. Nangoi memberi contoh seperti negara-negara ASEAN lainnya yang sudah sejak lama dan lebih dahulu menerapkan standar Euro 5.
"Kita sudah menggunakan kendaraan berdasarkan standar Euro 4 yang memang cukup baik. Tapi dunia sudah menggunakan standar lebih tinggi, Singapura dan Vietnam sudah Euro 5, Jepang Euro 6. Inida yang jado barometer kita memang masih Euro 4, tetapi beberapa negara bagiannya sudah ada Euro 5," paparnya.
Ia menjelaskan, mengenai peralihan dari standar Euro 4 ke Euro 5 sebenarnya bukan perkara sulit. Namun memang, Nangoi menenkankan tantangan soal ketersediaan bahan bakar yang sesuai spesifikasi tersebut di seluruh wilayah Indonesia ke depannya.
ADVERTISEMENT
"Yang kita perlukan adalah kesiapan pemerintah untuk memodifikasi atau transfer bahan bakar non-Euro 5 ke Euro 5 serentak saat undang-undang tersebut sudah dijalankan. Kami dari industri otomotif bisa membuat kendaraan ke Euro 5 dan lebih mudah karena standar dunia sudah seperti itu, yang berat adalah mengubah bahan bakarnya," tukasnya.
***