Respons HPM Terkait Merger Honda dan Nissan, Bisa Percepat Elektrifikasi

29 Desember 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makoto Uchida Presiden dan CEO Nissan Motor Corporation, Toshihiro Mibe Presiden Honda dan Takao Kato, Presiden dan CEO Mitsubishi Motors saat konferensi pers bersama mengenai pembicaraan merger mereka, di Tokyo, Jepang, Senin (23/12/2024). Foto: Kim Kyung-Hoon/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Makoto Uchida Presiden dan CEO Nissan Motor Corporation, Toshihiro Mibe Presiden Honda dan Takao Kato, Presiden dan CEO Mitsubishi Motors saat konferensi pers bersama mengenai pembicaraan merger mereka, di Tokyo, Jepang, Senin (23/12/2024). Foto: Kim Kyung-Hoon/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kabar Honda dan Nissan merger jadi perbincangan di dunia otomotif. Rencana tersebut disampaikan secara resmi dalam konferensi pers yang di gelar di Tokyo, Jepang pada Senin (23/12/2024).
ADVERTISEMENT
Kedua pabrikan asal Negeri Matahari Terbit ini nantinya akan membuat induk perusahaan baru. Keputusan ini juga diambil salah satunya karena kondisi Nissan yang sedang di ujung tanduk.
Menanggapi rencana tersebut, Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy menjelaskan ada beberapa hal positif dari kerja sama kedua produsen tersebut.
Salah satu hal penting dari merger antara Nissan dan Honda adalah untuk bersaing dengan dalam industri mobil global yang semakin ketat, khususnya dengan produsen China. Nantinya kesepakatan akhir akan diumumkan pada Juni 2025.
Kombinasi foto Nissan dan Honda. Foto: Gene J. Puskar/AP Photo
“Kolaborasi antara Honda dan Nissan merupakan langkah strategis untuk mempercepat inovasi dan pengembangan dalam menghadapi tantangan industri otomotif. Khususnya di era elektrifikasi,” kata Billy kepada kumparan, Jumat (27/12/2024).
ADVERTISEMENT
Billy bilang, inovasi dan pengembangan di sektor elektrifikasi punya peran penting bagi Honda global. Khususnya peran kendaraan listrik dalam menekan emisi.
“Hal ini juga sejalan dengan visi global Honda untuk mencapai netralitas karbon. Selain itu juga untuk transisi penuh ke kendaraan listrik pada tahun 2040,” tegasnya.
Nissan Hyper Tourer di Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2024 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (18/7). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Tak cuma itu, dengan merger Honda dan Nissan harusnya akan ada produk-produk baru di masa mendatang yang inovatif dari kedua brand Jepang tersebut.
“Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya kedua perusahaan, kami berharap dapat menghadirkan produk yang lebih inovatif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan konsumen, sekaligus mendukung mobilitas yang lebih berkelanjutan di masa depan,” tukasnya.
Namun Billy belum bisa merinci secara detail apa saja rencana kerja sama Honda dan Nissan karena masih dalam proses.
ADVERTISEMENT
"Saat ini pembicaraan dilakukan antara tiga pihak, termasuk Honda, Nissan dan Mitsubishi. Bentuk resmi kolaborasi akan diumumkan di tahun 2025 mendatang," tuntasnya.
Dikutip dari AP News, Wakil Presiden AutoForecast Solutions, Sam Fiorani mengatakan, dari Nissan, Honda bisa mendapatkan SUV berukuran besar seperti Nissan Armada atau Infiniti QX80 yang tidak dimiliki Honda, dengan kapasitas dan performa off-road yang baik.
Selain itu, Nissan juga memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam membuat baterai dan kendaraan listrik, serta pembangkit listrik hibrida gas-listrik yang dapat membantu Honda dalam mengembangkan kendaraan listriknya sendiri dan generasi hibrida berikutnya, katanya.