Respons Uji Coba Motor Listrik Yamaha E01

21 Januari 2023 17:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Media test ride motor listrik Yamaha E01 di Bukit Pelangi, Bogor. Foto: dok. Yamaha Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Media test ride motor listrik Yamaha E01 di Bukit Pelangi, Bogor. Foto: dok. Yamaha Indonesia
ADVERTISEMENT
Yamaha belum langsung meniagakan produk motor listrik mereka. Berbeda dengan rivalnya yang sudah memutuskan akan menjual motor listrik tahun ini, pabrikan garpu tala itu lebih memilih untuk menerapkan skema uji coba pasar.
ADVERTISEMENT
Lewat program Proof of Concept (POC), PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menyediakan 20 motor listrik Yamaha E01 untuk dirasakan langsung oleh masyarakat Tanah Air di beberapa daerah seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Bali.
Kami adalah salah satu yang sudah merasakan langsung motor listrik yang didatangkan langsung dari Jepang itu. Menurut kami, E01 lebih dari sebuah motor listrik konsep, melainkan produk yang boleh dikatakan siap untuk dipasarkan.
Setidaknya ada hal yang membuat E01 layak segera mengaspal yakni kelengkapan legal berkendara. Seperti lampu yang lengkap, kaca spion, bahkan sampai adanya dudukan pelat nomor. Kendati demikian, pabrikan enggan terburu-buru untuk memasarkannya.
Uji coba Yamaha E01 di Bukit Pelangi, Bogor. Foto: Sena Pratama/kumparan
Sebab, program POC sangat penting untuk pengembangan motor listrik Yamaha yang lain ke depannya. Makanya, selain Indonesia, beberapa negara lain juga menerapkan program serupa seperti Jepang, Taiwan, Malaysia, dan Thailand.
ADVERTISEMENT
“Tentu Yamaha mempertimbangkan satu-satu, kita sudah punya rencana dan kita sedang Proof of Concept E01 itu dapat respons yang bagus,” ujar President Director & CEO PT YIMM, Dyonisius Beti saat sela peluncuran Grand Filano belum lama ini.
Menurut pria yang karib disapa Dyon ini, setidaknya ada beberapa hal yang membuat pihaknya belum memutuskan untuk langsung memasarkan motor listrik di Indonesia atau setidaknya dalam waktu dekat.
“Tetapi yang kita khawatirkan adalah ketersediaan baterai dan charger. Kalau mendadak ribuan atau puluhan ribuan (yang beli motor listrik), di Jakarta saja satu bulan itu demand-nya 30 ribu dan 40 ribu (unit) motor. Kalau seperti itu, bagaimana tempat charging-nya kalau tidak tersedia,” jelasnya.
Selain itu, dirinya juga menegaskan, perusahaan berkomitmen untuk mengikuti arahan dari pemerintah Indonesia soal percepatan kendaraan listrik soal 20 persen dari total produksi nasional atau sebanyak 2 juta unit pada 2025 untuk motor listrik.
ADVERTISEMENT
“Kita harus melihat perkembangan, EV direction dari pemerintah itu tidak langsung 100 persen ya, pemerintah ingin 20 persen. Itu bertahap dan yang jelas kita ikuti arahan pemerintah,” imbuh Dyon.
***