Rupiah Melemah, AISI Belum Berencana Ubah Target Penjualan Motor

30 April 2024 12:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyelesaikan produksi motor di pabrik Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) di Jakarta Timur. Foto: Dok. YIMM
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyelesaikan produksi motor di pabrik Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) di Jakarta Timur. Foto: Dok. YIMM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Bidang Komersil Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala menanggapi perihal melemahnya nilai mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lebih kurang selama satu bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, asosiasi yang dijelaskannya masih memantau perkembangan situasi terkini dan disebut belum ada rencana untuk merevisi target penjualan motor tahun ini yang sudah ditetapkan oleh AISI.
"Target kita tahun ini 6,2 juta sampai 6,5 juta unit. Kalau kami lihat hasil Q1 (kuartal pertama) itu masih 1,47 juta unit, jika dirata-rata itu masih berkisar 575 ribu unit per bulan," buka Sigit dihubungi kumparan, Senin (29/4).
Adapun, Sigit melanjutkan bila penjualan motor sepanjang tahun 2024 masih di ambang angka 515-550 ribu unit per bulan, secara hitung-hitungan target minimal 6,2 juta unit sampai akhir tahun masih dapat tercapai.
Jajaran sepeda motor Honda di IIMS 2024. Foto: dok. AHM
"Kemudian anggap misalnya Lebaran kemarin banyak terpotong libur sepanjang April sehingga angkanya turun menjadi rata-rata 550 ribu unit per bulan, kalau saya hitung pakai angka itu dan dikali 12 (bulan) masih dapat 6,6 (juta unit). Jadi kalau saya ambil asumsi dengan paling jelek hasilnya 6,2 juta unit sampai akhir tahun, artinya per bulannya itu penjualan 515 ribu unit," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
"Nah, baru kalau ada indikasi turun atau di bawah angka 515 ribu unit per bulan, kami perlu berpikir ini akan dikoreksi atau tidak. Tapi kalau melihat hasil Q1 masih 572 ribu per bulan rasanya belum butuh koreksi target kami di awal," jelas Sigit.
Masih menyoal menguatnya nilai mata uang asing seperti dolar AS terhadap Rupiah, dirinya tidak menampik kemungkinan ada penyesuaian harga motor baru bila kondisi tersebut berangsur cukup lama. Meski, Sigit mengungkapkan hal tersebut tidak terjadi secara instan.
Ilustrasi tenaga penjual motor kepada calon konsumen. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
"Motor yang dijual di dalam negeri kebanyakan sudah dirakit lokal, beberapa memang masih impor termasuk komponen dan sebagainya. Tetapi yang perlu dicermati adalah bahan dasarnya seperti biji plastik, kemudian baja. Itu kita tidak tahu apakah baja lokal ada komponen baja impor atau tidak, kalau sampai komponen baja impornya besar otomatis akan berpengaruh," katanya.
ADVERTISEMENT
"Terus terang kami melihat perkembangan situasi tersebut, tetapi kalau dilihat komponen spare part secara keseluruhan total kita mestinya dengan produk lokal tidak banyak gangguannya," pungkas Sigit.
Nilai Rupiah masih berada pada level Rp 16.256 untuk satu dolar AS per Senin, 29 April 2024. Adapun, total penjualan motor baru secara wholesales-pabrik ke diler-tiga bulan pertama tahun ini sudah mencapai 1.735.090 unit.
***