Sebelum Beroperasi Bus Wajib Lakoni Tes Uji Guling, Apa Itu?

27 Oktober 2020 19:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus baru ALS yang menggunakan Mercedes-Benz dan bodi dari karoseri Adi Putro. Foto: dok. PT Antar Lintas Sumatera
zoom-in-whitePerbesar
Bus baru ALS yang menggunakan Mercedes-Benz dan bodi dari karoseri Adi Putro. Foto: dok. PT Antar Lintas Sumatera
ADVERTISEMENT
Ternyata bus sebelum mengaspal wajib mengikuti rangkaian uji guling atau roll over test. Pengujian ini dilakukan oleh karoseri menggunakan superstruktur bus.
ADVERTISEMENT
Superstruktur merupakan konstruksi dan rangka yang mencakup semua bagian, yang terletak di atas pondasi atau sasis. Tidak termasuk panel bodi, jok, maupun komponen lain.
Uji guling dijelaskan Ibnu Samsul, Technical Support Arismadata Setia, penyedia simulasi uji guling bus mengatakan, guna mengukur ketahanan struktur rangka bus, manakala terjadi kecelakaan yang mengakibatkan bus terguling.
Bus Sinar Jaya Suites Class. Foto: dok. Nugroho Febianto
Ibnu menambahkan, pengujiannya menggunakan standar UN ECE-R66, yang sudah diaplikasikan di uni eropa. Fokus utamanya mengukur deformasi rangka, apakah dapat melindungi residual space, atau ruang aman bagi penumpang dan pengemudi saat terjadi roll over.
"Pengujiannya menggunakan body section yang mewakili satu superstruktur, biasanya bagian terlemah. Jika hasilnya kuat sudah bisa mewakili keseluruhan superstruktur," lanjut Ibnu.
Artinya jika rangka mengalami deformasi yang signifikan, bengkok atau sampai patah, maka perlu pengujian ulang menggunakan bahan yang berbeda atau struktur yang diperkuat.
Bus baru milik PO Muji Jaya Putra Mandiri. Foto: dok. PO Muji Jaya Putra Mandiri
Maka jangan heran apabila melihat bodi bus ditempeli emblem ECE-R66, artinya rangka bus sudah lolos uji guling.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini ada beberapa karoseri yang telah menjalankan uji guling, salah satunya Laksana. Bus & Coach Karoseri Laksana, Lang Widya menjelaskan, khusus di perusahaannya ditambahkan rangkaian uji stabilitas bus.
Namun sifatnya tidak menyeluruh untuk semua bus yang sudah diproduksi, melainkan beberapa unit yang diambil per tipe.
"Tilt & roll over stability test merupakan uji sampling untuk tiap tipe kendaraan yang diproduksi Laksana. Tujuan utamanya memastikan titik gravitasinya sudah tepat atau belum," ujar Lang kepada kumparan.
Inovasi Social Distancing Bus Laksana. Foto: dok. Laksana
Baru sebelum serah terima kepada konsumen, setiap bus wajib mengikuti serangkaian uji kelaikan teknis.
"Sebelum diserahterimakan meliputi shower test, elektrikal, pengecekan dan pengetesan semua fungsi dari bodi part, dan juga pemeriksaan kekencangan kendaraan melalui test track," tuntas Lang.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)