Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Hujan yang mengguyur wilayah Jakarta dan daerah sekitarnya sejak sore kemarin, menyebabkan munculnya genangan air di beberapa wilayah. Tak hanya merendam pemukiman warga, tapi juga di beberapa titik jalan-jalan umum.
ADVERTISEMENT
Karena alasan waktu, tak jarang pemilik kendaraan khususnya mobil nekat menerjang banjir. Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Bambang Supriyadi mengatakan dampak fatal jika mobil dipaksa menerjang banjir, resikonya adalah gejala water hammer.
“Ini berhubungan langsung dengan ruang bakar. Mau itu mobil bermesin bensin maupun diesel itu sama, ketika menerjang banjir dan akan alami water hammer, kendaraan akan langsung mati mendadak. Penyebabnya karena ruang bakar bukan didesain untuk air, dia tak bisa dimanfaatkan,” jelas Supriyadi kepada kumparan, Rabu (1/1).
Kondisi mobil mati ketika terjang banjir, disebabkan oleh air yang masuk ke dalam ruang bakar, melalui air intake dan mendapatkan tekanan yang besar di ruang silinder dalam mesin,
“Kalau mati (mobilnya) tergantung kuantitas dan kecepatan, jadi kalau rpm dan kecepatan rendah lalu airnya banyak yang masuk, dampak yang harus diterima bisa saja setang seher bengkok. Kalau rpm tinggi harus terima kalau nanti setang seher patah atau bloknya bisa pecah” jelasnya lagi.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ketika sistem pelumasan kemasukan air dan bercampur dengan oli. Kondisi ini membuat sistem pelumasan tak lagi bekerja maksimal. Maka dari itu, penting untuk mengecek dan mengganti oli ketika kendaraan harus sekali menerjang banjir.
“Mengakibatkan panas yang berlebih, ketika tak diperhatikan (indikator panas) gejala overheat juga bisa terjadi. Bikin bengkok komponen dalam mesin juga bisa,” katanya.
Terkait harga reparasi, untuk blok seher yang rusak alias pecah pemilik mobil siap-siap gigit jari. Supriyadi menyebut angka servisnya bisa menyentuh Rp 20-25 juta. Apalagi, banyak perusahaan asuransi kendaraan yang tak memberikan perlindungan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh banjir.
“Itu jarang banget yang mau terima asuransi karena banjir. Jadi konsep mereka melihat dari kesadaran diri sendiri, sudah tahu banjir kenapa tetap maksa dijalankan,” ungkapnya
ADVERTISEMENT
Jadi berhati-hatilah ketika melewati genangan, namun apabila sudah terlanjur dan suatu kondisi yang memaksa menerjang banjir, Supriyadi menyarankan untuk jangan kompromi dan segera membawa kendaraan ke bengkel untuk dicek secara teliti.