Segini Biaya Konversi Motor Bensin ke Listrik, Nantinya Bisa Lebih Murah

13 Februari 2022 15:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemenkop UKM dan Kementerian ESDM kerja sama konversi motor bensin jadi motor listrik. Foto: Dok. Kemenkop UKM
zoom-in-whitePerbesar
Kemenkop UKM dan Kementerian ESDM kerja sama konversi motor bensin jadi motor listrik. Foto: Dok. Kemenkop UKM
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Kementerian ESDM menggaet Kementerian Koperasi dan UKM bersama-sama mempercepat pelaksanaan program konversi motor konvensional menjadi sepeda motor listrik, targetnya akan ada 1.000 unit pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
Kerja sama yang diawali dengan penandatangan MoU antara Kementerian ESDM dengan Kemenkop itu dilakukan beberapa waktu lalu saat sela Talkshow Youth Movement for G20 Energy Transition secara virtual.
Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan tahun 2021 lalu, pihaknya sudah berhasil mengonversi sepeda motor bermesin konvensional menjadi sepeda motor listrik sebanyak 100 unit.
“Kita membuktikan sudah mengkonversi motor BBM sebanyak 100 unit di ESDM, sudah keluar STNK-nya baru, sudah ada pelat nomor baru yang ada warna biru di bawahnya,” terang Dadan saat gelar wicara virtual tersebut.
Kemenkop UKM dan Kementerian ESDM kerja sama konversi motor BBM jadi motor listrik. Foto: Dok. Kemenkop UKM
Dadan mengajak berbagai pihak, terutama generasi muda untuk turut serta berkontribusi di dalam ekosistem kendaraan listrik yang tengah dibangun ini, melalui penciptaan usaha baru berbentuk startup yang mendukung upaya konversi sepeda motor konvensional menjadi motor listrik.
ADVERTISEMENT
“Kita ingin mengembangkan bengkelnya dan industri komponennya. Ada dua yang menurut saya bisa jadi salah satu startup juga. Bengkel dikonversi juga tidak susah, dan membuat fasilitas produksi komponen yang mendukung konversi motor BBM ke listrik," pungkasnya.
Dadan menyebut, saat ini masih ada sekitar 115 juta unit sepeda motor konvensional yang beredar di jalanan Indonesia. Andai semuanya bisa dikonversi menjadi sepeda motor listrik, efeknya dapat membantu mengurangi emisi karbon di Indonesia dan menurunkan biaya operasional.
“Biayanya pun turun. Saya sudah hitung kira-kira biaya energinya hanya 10 persen dari sekarang. Kalau sekarang beli BBM Rp 10 ribu, nanti modalnya (motor listrik) hanya Rp 1.000 saja untuk jarak tempuh yang sama," imbuhnya.

Ongkos konversi motor listrik

Proses konversi sepeda motor bermesin bensin menjadi listrik di Kementerian ESDM. Foto: Dok. Kementerian ESDM
Saat ini, biaya konversi motor BBM ke listrik membutuhkan harga Rp 10 juta per unitnya. Namun, Dadan berujar, biaya ini bisa semakin turun seiring bertambahnya jumlah motor yang dikonversi.
ADVERTISEMENT
"Sekarang angkanya Rp 10 juta per unit, kalau marketnya sudah ada 1.000, ada 100 ribu, angkanya makin turun. Sekarang mahal karena motornya motor bekas. Dikonversi Rp 10 juta itu spesifikasinya motor dengan harga Rp 28-32 juta," jelas Dadan.

Penglibatan UKM

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim, menegaskan pelaku UKM wajib bertransformasi pada pembangunan berkelanjutan.
Pasalnya dampak perubahan iklim global telah mempengaruhi dunia antara lain meningkatnya bencana hidrometeorologi setiap tahun seperti peningkatan suhu, perubahan curah hujan, kenaikan muka laut, dan kerusakan infrastruktur, serta gelombang ekstrem meningkat lebih dari 1,5 m, dan berdampak pada aktivitas UMKM, terutama sektor perikanan.
Proses konversi sepeda motor bermesin bensin menjadi listrik di Kementerian ESDM. Foto: Dok. Kementerian ESDM
Arif menegaskan KemenKop dan UKM mendukung pengembangan bisnis berkelanjutan, hal ini terbukti dalam survei KemenKop UKM dan UNDP yang menunjukkan sekitar 94 sampai 95 persen UMKM tertarik dengan gagasan praktik usaha ramah lingkungan, dan sekitar 86-90 persen tertarik untuk melakukan praktik usaha inklusif.
ADVERTISEMENT
Selain itu, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, jumlah kendaraan listrik di Indonesia telah mencapai 14.400 unit dengan jumlah kendaraan motor listrik sebanyak 12.464 unit.
Arif optimis, industri kendaraan listrik dapat terus bertumbuh dengan kolaborasi pelaku UKM, pemerintah, BUMN dan swasta.
“Meski tren pemulihan ekonomi mulai terasa, namun kita tidak cukup hanya membawa UMKM kembali pada kondisi sebelum pandemi. Kita ingin momentum COVID-19 memperkuat adaptasi, inovasi, dan daya saing UMKM kita. Itulah yang kita sebut transformative recovery atau pemulihan transformatif," tuturnya.