Selamat Tinggal Hino R260, Sasis Favorit PO Bus yang Terjepit Aturan Euro 4

22 November 2021 7:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus Tentrem dengan sasis R260 di booth Hino GIIAS 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Bus Tentrem dengan sasis R260 di booth Hino GIIAS 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hino R260 dipastikan tak akan dipasarkan lagi di Indonesia tahun depan, tepatnya pada saat aturan Euro 4 untuk mesin diesel mulai diterapkan.
ADVERTISEMENT
Demikian seperti diungkapkan Aftersales Director PT Hino Motors Sales Indonesia Irwan Supriyono, saat ditemui di sela sesi gelar wicara yang diadakan di GIIAS, BSD Tangerang beberapa waktu yang lalu.
“Iya, untuk produk kami yang sudah terkenal di kalangan perusahaan otobus (PO) ini tidak akan dijual lagi mulai tahun depan karena masalah regulasi emisi,” ujar Irwan.
Mengacu pada surat yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 tertanggal 20 Mei 2020, aturan emisi Euro 4 mulai berlaku per 7 April 2022.
Bus Tentrem dengan sasis R260 di booth Hino GIIAS 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
Sebelumnya, dorongan untuk melakukan peralihan ke Euro 4 sudah dilakukan lewat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017.

Favorit PO bus, mesin masih Euro 2

Seperti yang diketahui, Hino R260 atau Hino RK8 merupakan sasis bus mesin belakang yang menggendong mesin J08.
ADVERTISEMENT
Mesin tersebut terbilang sudah cukup tua dan minim teknologi terkini, sebut saja masih digunakannya teknologi karburator untuk penyuplai bahan bakarnya.
Irwan menyebut alasan Hino masih memasarkan sasis RK8 R260 kendati mesin J08 masih konvensional dan status emisi yang masih Euro 2, karena menurutnya masih ada beberapa PO yang masih ingin menggunakan R260 sebagai armadanya.
Bus Hino Sinar Jaya dengan sasis R260. Foto: dok. Hino
“Yang saya temui, beberapa klien kami masih merasa nyaman dan sreg dengan ini (R260), karena kan katanya perawatannya lebih mudah dan murah,” paparnya.
Namun, Irwan mengatakan, teknologi mesin bus sudah saatnya ikut beralih ke teknologi yang lebih ramah lingkungan dan ia menilai tidak ada perbedaan rasa yang signifikan antara model mesin R260 konvensional dan mesin modern Hino lainnya.
ADVERTISEMENT
“Tapi pada kenyataannya, sebenarnya toh sama aja dengan produk kami yang lain yang sudah memakai mesin dan ECU yang lebih modern, oke-oke saja, kan? Saya rasa teknologi mesin bus perlu transisi seperti itu,” sambungnya.

Diganti Hino RN285

Ke depannya setelah sasis R260 ditiadakan Irwan mengatakan andalan selanjutnya yang bisa digunakan adalah RN285.
“Udah engga ada (R260), jadi nantinya tinggal RN285,” singkatnya.
Meski begitu, Irwan menjamin ketersediaan suku cadang untuk R260 bagi setiap pemilik maupun perusahaan otobus yang masih mengandalkan mesin J08 tersebut sebagai armadanya.
Sasis dan mesin Hino RN285. Foto: Dok. bus-truck.id
“10 tahun, kita wajib untuk bisa memenuhi (suku cadang) 10 tahun setelah R260 ini disetop,” tutup Irwan.
Sekadar informasi, R260 menggunakan dapur pacu dengan kode J08E-UF, kapasitasnya 7.684 cc 6-silinder. Tenaga yang mampu dikeluarkan mencapai 260 dk di 2.500 rpm dan torsi maksimum 745 Nm pada putaran 1.500 rpm.
ADVERTISEMENT
Dayanya dikawinkan dengan transmisi manual 6-percepatan ke roda belakang. Kecepatan maksimumnya bisa mencapai 116 km/jam, dan dalam sekali isi penuh, tangkinya bisa menenggak solar hingga 270 liter.